CARITAU JAKARTA – Bola itu bundar. Filosofis itu menggambarkan bahwa segala sesuatu mungkin terjadi di pertandingan sepakbola. Tim lemah mungkin menang lawan tim kuat, tim yang sudah tertinggal masih mungkin mengejar dan memenangkan laga.
Pokoknya, tidak ada yang mustahil dalam sepakbola, termasuk buat Tim Nasional Indonesia yang harus menang lebih dari empat gol jika ingin menjuarai Piala AFF 2020.
Baca Juga: Egy Maulana Vikri Sebut Timnas Indonesia Akan Mati-matian Lawan Jepang di Piala Asia 2023
Kekalahan 0-4 dari Thailand pada leg pertama memang membuat peluang anak asuh Shin Tae-yong lebih kecil untuk juara ketimbang lawan. Tapi balik lagi, bola itu bundar kawan. Sudah banyak terbukti hal yang mustahil jadi mungkin di sepakbola.
Evan Dimas dkk bisa meniru semangat Barcelona saat menyingkirkan Paris Saint Germain (PSG) di babak 16 besar Liga Champions 2016/17.
Barca yang kala itu masih bertabur bintang dengan trio MSN, Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar, teryata tak berkutik saat bermain di leg pertama di kandang PSG.
Empat gol bersarang ke gawang Marc Andre Ter Stegen lewat brace dari Angel di Maria serta satu gol Julian Draxler dan Edinson Cavani. Di akhir laga Messi sang mega bintang harus tertunduk lesu melihat timnya hancur di Parc des Princes markas PSG.
Saat itu bayang-bayang tersingkir dari babak 16 besar sudah tampak di wajah pemain Los Cules, julukan Barca. Maklum saja, sepanjang sejarah bergulirnya Liga Champions belum ada tim yang mampu membalikkan keadaan setelah tertinggal empat gol di leg pertama.
Tak heran, banyak yang menjagokan PSG bisa melaju ke babak perempatfinal Liga Champions. Hingga tiba saatnya leg kedua digelar di Camp Nou, markas Barca. Di hadapan puluhan ribu pendukungnya, Messi dkk tampil spartan sejak kick off.
Tak tergambar sama sekali aura menyerah di muka para pemain Barca. Benar saja, tuan rumah sudah unggul di menit ketiga melalui kaki Luis Suarez. Gol cepat itu mengubah segalanya. Singkat cerita Barca berhasil membalikkan keadaan dan lolos setelah menang besar 6-1 atas PSG.
Itupun terjadi setelah Sergi Roberto mencetak gol terakhir penentu kelolosan Barca pada masa injury time.
Nah, selain comeback dramatis Barca tadi, setidaknya ada cerita kebangkitan fenomenal lainnya dalam sejarah sepakbola yang bisa ditiru Timnas Indonesia di leg kedua lawan Thailand nanti. Berikut daftarnya seperti dilansir dari technosports.co.in:
MU masih tertinggal satu gol hingga menit ke-90 dari Bayern. Gol dari Mario Basler di awal babak pertama sempat bertahan hingga laga akan berakhir sampai kemudian Teddy Sheringham memperpanjang nafas MU lewat golnya di injury time. Keajaiban berlanjut buat Setan Merah. Gol dari Ole Gunnar Solskjaer membuat Bayern tak sempat melakoni babak extra time. MU pun keluar sebagai juara Liga Champions.
Liverpool sudah tertinggal 0-3 saat babak pertama berakhir. Namun penampilan mereka di babak kedua sangat mengesankan. Gol-gol dari Steven Gerrard, Vladimir Smicer dan Xabi Alonso membuat laga berlanjut hingga babak perpanjangan waktu dan Liverpool pun mencatatkan sejarah dengan merebut trofi kelimanya di Liga Champions lewat babak adu penalti.
Barcelona pernah mencatatkan comeback epik atas PSG pada 2016/17. Tapi di musim 2018/19 justru mereka yang jadi korbannya. Los Blaugrana datang ke leg kedua di markas Roma berbekal kemenangan besar 4-1. Tapi Roma akhirnya yang berhak lolos ke babak selanjutnya karena mereka mampu menang dengan skor 3-0 berkat gol dari Edin Dzeko, Daniele De Rossi dan Kostas Manolas.
Turki dan Ceko harus melakoni laga hidup mati jika ingin lolos ke babak gugur Piala Eropa 2008. Ceko sudah unggul 2-0 lewat gol Jan Koller pada menit ke-34 dan Jaroslav Plasil menit ke-62. Bukannya menyerah, Turki tetap bermain agresif untuk mengejar ketinggalan. Usaha mereka berhasil, gol Arda Turan di menti ke-75 mengecilkan ketinggalan jadi 1-2.
Namun gol itu cukup untuk memantik semangat Turki. Akhirnya menit ke-87 Nihat Kahveci berhasil membobol gawang Petr Cech untuk menyamakan kedudukan jadi 2-2. Hanya berselang dua menit, Turki membalikkan keadaan jadi unggul 3-2. Lagi-lagi Kahveci yang menghadirkan mimpi buruk untuk Ceko. Turki pun lolos ke babak perempat final.
Cerita kebangkitan fenomenal di atas bukan tak mungkin diraih oleh Tim Merah Putih. Peluang itu masih ada. Jangan menyerah ayo kita tetap dukung Evan Dimas dkk. (DIM)
Baca Juga: Shin Tae-yong Puji Penampilan Timnas Indonesia Usai Kalahkan Turkmenistan
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024