CARITAU JAKARTA – Plt Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan faktor kualitas udara di DKI Jakarta dan sekitarnya yang akhir-akhir ini terus memburuk. Kata dia, kualitas udara buruk dipicu oleh musim kemarau yang sedang berlangsung.
"Bahwa kecendrungan kualitas udara biasanya tergantung musim, seperti saat ini musim kemarau kualitas udara cendrung naik dan seperti yang kita lihat sekarang," kata dia kepada sejumlah awak media di Jakarta Timur, Jumat (11/8/2023).
Baca Juga: Gempa di Tuban Terjadi 16 Kali, Terasa hingga Gresik, Surabaya dan Sidoarjo
Ardhasena menerangkan, kualitas udara di Jakarta yang buruk bukan terjadi pada saat ini saja, melainkan telah ada sejak tahun-tahun sebelumnya.
Untuk faktor selanjutnya, Ardhasena menjelaskan perihal siklus harian tingkat polusi udara. Kata dia, publik mesti mengetahui bahwa paparan polusi udara pada dini hari menuju pagi lebih tinggi dibandingkan waktu siang dan sore hari.
Sedangkan faktor ketiga, buruknya kondisi udara di Jakarta dipengaruhi adanya fenomena lapisan inversi.
"Karena kita ada di wilayah urban, saat ini musim kemarau, ada fenomena yang namanya lapisan inversi. Ketika pagi di bawah itu cenderung lebih dingin di permukaan dibanding di atas. Sehingga itu mencegah udara untuk naik dan terdispersi.
"Itu juga penjelasan mengapa Jakarta itu keliatan keruhnya di bawah dibanding di atas karena setting ibu kota itu kita hidup bersama," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, kualitas udara di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi atau dikenal dengan istilah Jabodetabek kian mengkhawatirkan. Teranyar, Kota Tangerang Selatan dan Provinsi DKI Jakarta menjadi dua daerah paling tidak sehat di dunia.
Berdasarkan informasi yang diterbitkan oleh IQ Air pada Jumat (11/8/2023), indeks kualitas udara saat ini di Tangerang Selatan mencapai angka 170. Skor ini mengindikasikan bahwa tingkat polusi udara di daerah tersebut dinilai sebagai kondisi yang tidak sehat.
Adapun di posisi kedua dan ketiga diisi oleh Kota Tangerang (IQ Air 165) dan Kota Serang (IQ Air 162). Sedangkan Jakarta menghuni posisi keempat (IQ Air 161). Kondisi ini menjadi sorotan publik akhir-akhir ini, dan mengharapkan pemerintah dapat mencari solusi yang tepat mengatasinya. (RMA)
Baca Juga: Waspada, Sejumlah Provinsi Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat pada Minggu
polusi udara polusi udara di jakarta bmkg kualitas udara di jakarta terburuk di dunia
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...