CARITAU JAKARTA – Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat dan seorang Ketua Korps HMI-Wati (KOHATI) Cabang Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat diduga telah mengalami dugaan kekerasan dari aparat kepolisian saat melakukan aksi unjuk rasa damai terkait penolakan wacana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Ketua Umum HMI- Wati (KOHATI) Umiroh Fauziah mengatakan, kejadian tersebut berawal saat ratudan anggota nya di Dompu, Kabupaten Nusa Tenggara Barat sedang melaksanakan aksi damai terkait penolakan rencana pemerintah untuk menaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Baca Juga: Kasus Firli Bahuri Mandek, PB HMI Desak Kapolri Evaluasi Kapolda Metro Jaya
"Jadi ada Ketua HMI cabang dan ada anggota KOHATI Cabang juga yang mengalami luka, kejadiannya itu teman-teman HMI dan KOHATI sedang melakukan demonstrasi terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak, tepatnya yaitu di Polres Dompu, saat itu memang terjadi aksi keributan dan salah satunya adalah menimpa kader HMI-WATI," kata Ketua Umum HMI-WATI, Umiroh Fauziah saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (2/9/2022).
Dijelaskan Fauziah, kejadian tersebut terjadi sangat singkat. Saat itu, salah satu kader PB HMI Dompu sedang berupaya menyelematkan bendera PB HMI yang diinjak. Karena, aparat begitu represif maka kader tersebut mengaalami kekerasan.
Fauziah menambahkan, sehingga atas kejadian tersebut kader yang mencoba menyelamatkan bendera itu mengalami luka dibagian kepala.
"Lukanya itu sampai memang berdarah dibagian kepala sebelah kanan," katanya.
Fauziah mengungkapkan, sejauh ini, total kader HMI dan Kohati yang mendapatkan kekerasan dari aparat kepolisian saat menggelar aksi damai berjumlah dua orang dan saat ni sedang menjalani perawatan intensif.
"Yang terkonfirmasi Ketua Umum HMI dengan Ketua Umum KOHATI," jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris HMI-WATI, Imayati Kalean mengungkapkan, tidak hanya kader di Dompu, tetapi kader di Cabang Marauke juga alami tindakan represif dari aparat kepolisian.
"Selain dari pada di Dompu, ketika kami melakukan undangan konsolidasi nasional ini ternyata masuk aduan lain cabang KOHATI HMI cabang Marauke. Mereka juga mengalami tindakan yang sama dari kepolisian," ungkapnya.
Kader perempuan juga mengalami tindakan represif dari aparat kepolisian, seperti di pukul. Hal itu diketahui, kata dia, setelah pihak HMI-WATI Pusat melakukan konfirmasi.
"Juga ada ada korban, kader perempuan juga yang mengalami luka pemukulan dari aparat kepolisian," katanya.
Dia berharap, dengan menyampaikan pernyataan sikap ini kader-kader HMI- WATI di seluruh Indonesia yang mengalami tindakan kekerasan bisa buka suara dan memberikan informasi kepada HMI Pusat.
"Bisa jadi ketika ini, ketika kita melakukan konferensi pers bisa jadi akan ada aduan-aduan lain," tandasnya. (GIBS)
Baca Juga: Polri Terjunkan 3.929 Personil untuk Pengamanan Aksi Unjuk Rasa di Depan Gedung DPR/MPR RI
kohati pb hmi kecam aparat hmi demonstrasi aksi mahasiswa mahasiswa tolak bbm pb hmi
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...