CARITAU JAKARTA – Pemerintah Indonesia saat ini tengah gencar mengampanyekan kendaraan elektrik sebagai kendaraan masa depan yang ramah lingkungan. Bahkan Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan konversi kendaraan elektrik mulai tahun ini hingga tahun 2030.
Kendaraan listrik saat ini telah menjadi salah satu pilihan kendaraan ekonomis di seluruh dunia. Selain karena ramah lingkungan, perawatan dan biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih hemat dibandingkan dengan kendaraan konvensional biasa yang masih menggunakan bahan bakar fosil.
Baca Juga: PLN Siagakan 18 Unit SPKLU Layani Kendaraan Listrik pada HUT ke-79 RI di IKN
Dilihat dari beberapa aspek, memang di atas kertas kendaraan elektrik jauh lebih menghemat biaya dibandingkan dengan kendaraan konvensional biasa. Berikut adalah beberapa aspek yang tim caritau.com temukan seperti dilansir dari berbagai sumber:
Harga Pasar
Harga pasar kendaraan elektrik saat ini beragam. Untuk sepeda motor elektrik, harganya rata – rata tidak begitu jauh dengan harga sepeda motor konvensional pada umumnya. Namun pada mobil elektrik, harganya masih cukup tinggi apabila dibandingkan dengan mobil konvensional biasa.
Harga sepeda motor elektrik paling rendah yang ada di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 adalah Minerva Electron yang dibanderol mulai dari Rp 16,5 juta.
Sementara untuk harga mobil elektrik, harga termurah yang ditampilkan di GIIAS 2022 adalah Wuling Air EV yang menawarkan harga dimulai dari Rp. 238 Juta. Namun di luar GIIAS, sebenarnya masih ada mobil listrik termurah yang dibanderol hanya Rp 75 juta saja yaitu mobil bermerek K-Upgrade.
Emisi Karbon Dioksida
Sudah menjadi rahasia umum bahwa kendaraan elektrik adalah kendaraan ramah lingkungan. Dilansir dari katadata.co.id, emisi karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan oleh kendaraan elektrik berkisar antara 0 – 5 g/km.
Hal itu sangat berbanding jauh dengan kendaraan konvensional pada umumnya. Dimana rata – rata emisi karbon dioksida yang dihasilkan mobil konvensional berkisar 125 g/km.
Biaya bahan bakar atau pengisian daya
Biaya pengisian daya kendaraan elektrik jauh lebih terjangkau dibandingkan bahan bakar kendaraan konvensional yang masih mengandalkan BBM. Apabila perhitungannya disetarakan, pengisian daya kendaraan elektrik berkisar antara harga Rp1.700 – 1.800 per 1,3 KWh, sedangkan biaya pengisian BBM berkisar antara Rp8.000 – 14.000 per liter.
Dari data uang dilansir dari katadata.co.id tersebut, mobil listrik hanya perlu mengeluarkan sekitar Rp200 ribu untuk perjalanan Jakarta ke Denpasar. Sementara biaya yang diperlukan bagi kendaraan konvensional lebih dari Rp1,2 juta. (ZAS)
Baca juga:
Presiden Instruksikan Konversi Mobil dan Motor Listrik Mulai Tahun Ini Hingga 2030
Showcase Transisi Energi Indonesia di Presidensi G20, PLN Siapkan 70 SPKLU Ultra Fast Charging
Jokowi Instruksikan Konversi Mobil dan Motor Listrik Mulai Tahun Ini Hingga 2030
PLN Sokong ITS Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik yang Terjangkau
Cerita Ojol Electric: Peminat Banyak, Gak Pusing Beli Bensin dan Ringan di Dompet
Manajer Komunikasi PLN UID Jatim: SPKLU Terus Diperbanyak, Juga Kapasitas Kecepatan Chargingnya
Yuk Mengenal Lima Mobil Listrik di Indonesia, Dibanderol Mulai Rp200 Jutaan
Ingin Konversi Kendaraan BBM Jadi Listrik? Ini Komponen yang Diperlukan
Pemprov Sulsel-PLN Dukung Percepatan Konversi BBM ke Listrik
Baca Juga: PLN Tampilkan Kesiapan Ekosistem EV di Indonesia pada PEVS 2024
kendaraan elektrik vs kendaraan bbm ini perbandingan ekonomisnya konversi kendaraan listrik spklu
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...