CARITAU SURABAYA – Kasus mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga Surabaya (Unair) yang ditemukan tewas dalam mobil di halaman apartemen Jalan H. Anwar Hamzah, Desa Tambak Oso, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jawa Timur pada Minggu (5/11/2023) sedag dalam penyelidikan aparat kepolisian.
Kanit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Waru Ajun Komisaris Polisi Ahmad Yani kepada wartawan di Sidoarjo, Minggu (5/11) , mengatakan mahasiswa yang ditemukan tak bernyawa tersebut berinisial CA asal Kediri dan berusia 21 tahun.
Baca Juga: Pengambilan SIM dan STNK Pelanggar Lalu Lintas
Dari dalam mobil bernopol AG 1484 BY, tempat CA ditemukan tewas, polisi menemukan sejumlah barang pribadi milik korban berupa telepon genggam dan kartu identitas diri.
Ada juga benda berupa tabung helium beserta selang mengarah ke kantong plastik yang membungkus kepala korban serta sepucuk surat wasiat berbahasa Inggris.
"Ada handphone, dompet korban, dan tabung helium. Suratnya berbahasa Inggris masih bingung, dan dalam penyelidikan," ujar Ahmad Yani.
Dua lembar surat berbahasa Inggris itu ditujukan kepada teman, ibu serta dua saudaranya.
Pada yang ditujukan kepada ibunya berisi ucapan terima kasih telah menjaga dan merawatnya. Korban juga mengucapkan permohonan maaf kepada ibunya karena tidak bisa membuatnya bangga dan bahagia.
Pada tulisan surat kepada kedua saudaranya, korban meminta mereka untuk kuat dan tidak pernah menyerah pada keadaan atau berakhir (mati) seperti dirinya. Korban juga menyampaikan sangat menyayangi mereka berdua dan mendoakan keduanya menjadi anak yang cerdas.
Sedangkan surat yang ditujukan kepada temannya berisikan ucapan terima kasih karena telah membuka matanya pada dunia. Namun, korban mengaku tidak sanggup menghadapi realita kehidupan. Korban pun berharap temannya tetap kuat menghadapi kenyataan hidup dan selalu bahagia.
Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo, belum bisa memastikan apakah korban tewas dibunuh atau bunuh diri. Saat ini petugas masih melakukan penyelidikan dan menunggu hasil autopsi.
Hingga kini polisi belum memastikan penyebab kematian CA karena autopsi jenazah korban masih berlangsung.
"Nunggu autopsi dulu, belum tahu penyebab meninggalnya korban," ujarnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Unair Prof. Dr. Murni Lamid ketika dikonfirmasi terpisah mengaku terkejut dengan kabar duka yang terjadi pada mahasiswanya tersebut.
Murni mengatakan bahwa CA saat ini sedang menjalani program pendidikan dokter hewan, yaitu program co-asistensi dan sekarang akan memasuki pada divisi.
"Saya cukup kaget dan deg-degan ini tadi. Saya nangis dari tadi itu karena ini berita yang mendadak dan kami merasa dengan adanya berita ini kami sangat terpukul sekali," ujarnya.
Menurut Murni, korban CA dikenal memiliki kepribadian yang baik dan mempunyai banyak teman serta sahabat.
CA juga berada di kelompok 41, yang pada Senin (6/11) akan menjalani program co-asistensi di divisi parasitologi.
"Saya dapat berita dari keluarganya bukan dari polisi. Katanya di rumah sakit (kamar jenazah) itu tidak ada siapa-siapanya, cuma dua orang tante dan om, kemudian satu dosen dari kampus, sedangkan yang lainnya tidak ada," katanya.
Rencananya, jenazah CA dipulangkan ke kampung halamannya di Kediri untuk dimakamkan setelah autopsi rampung. (HAP)
Baca Juga: Ekonom: Emas Memiliki Keunggulan Dibanding Uang Fiat
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024