CARITAU JAKARTA - PT KAI melakukan uji coba perjalanan moda transportasi Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi. Diketahui, rangkaian gerbong kereta yang digunakan adalah produksi dalam negeri, yakni berasal dari PT Industri Kereta Api (INKA) Madiun.
Baca Juga: KAI: Colokan Listrik di Kereta Hanya untuk Gadget
Berdasarkan pantauan caritau.com di lapangan, LRT tersebut dilengkapi berbagai teknologi canggih yang nantinya akan memudahkan banyak pihak. Seperti halnya LRT bergerak tanpa bantuan masinis.
Meski tanpa masinis, perjalanan uji coba dari Stasiun LRT Dukuh Atas Jakarta Pusat menuju Stasiun LRT Jati Mulya Kabupaten Bekasi berjalan aman dan lancar.
LRT berjalan mulus di atas jalurnya dengan kecepatan rata-rata mencapai 70-80 Km/jam, serta menempuh 55 menit perjalanan di rute sepanjang 27 kilometer.
Menanggapi hal tersebut, Manajer Public Relations KAI Divisi LRT Jabodebek Kuswardojo memastikan teknologi tersebut aman. Bahkan, dia mengklaim sistem otomatis lebih aman ketimbang sistem manual.
"Dengan operasional tanpa masinis tentunya akan lebih aman dibandingkan menggunakan masinis atau orang. Karena lebih dari 60% kecelakaan karena faktor manusianya, kelelahan dan sebagainya," terang Kuswardojo saat uji coba perjalanan LRT dengan sejumlah awak media, Kamis (6/7/2023).
Diketahui, PT KAI bakal melakukan uji coba terbatas yang bisa diikuti masyarakat pada 12 Juli - 15 Agustus mendatang. Jika tidak ada kendala berarti, LRT akan dibuka secara komersil mulai 18 Agustus 2023.
"Jadi hari ini kita melakukan uji coba perjalanan dari mulai Dukuh Atas sampai dengan Jati Mulya. Tentu, kalau kita coba hari ini, pastinya untuk waktu perjalanannya akan berbeda. Karena pada hari ini kita tidak full mengoperasikan 27 (trainset)," terang dia.
Kuswardojo menjelaskan, kecepatan maksimal operasional satu rangkaian LRT Jabodebek menyentuh angka 80 Km per jam. Kendati demikian, ia menyebut akan ada kecepatan berbeda, tergantung jarak antar stasiun dan medan jalur yang ditempuh.
"Jadi tentunya kecepatan tidak akan sama di setiap jalannya. Pertama tergantung dari jarak antar stasiun, kemudian juga tergantung sistem yang kita masukan ke situ. Artinya ketika kereta di depannya mengurangi kecepatan, kereta di belakangnya juga akan mengikuti.
"Kecepatan tentunya ketika mulai perjalanan sama. Cuman kalau jarak terdekat hanya sekitar 50 (km per jam) maksimal. Kasihan juga ketika kecepatannya 80 km per jam, melakukan pengereman, penumpangnya bisa kelempar semua," pungkas dia. (RMA)
Baca Juga: Sejumlah KA Lintas Selatan Jawa Alami Keterlambatan
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...