CARITAU JAKARTA – Kalangan pengusaha optimis industri manufaktur mampu bangkit dan tumbuh 4,5%-5% di tahun 2022 setelah selama ini dihantam pandemi Covid-19.
Shinta Kamdani, Koordinator Wakil Ketua Umum III Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia, mengaku optimis industri manufaktur akan tumbuh 4,5% hingga 5%.
Baca Juga: Dubai Incar Agrikultur dan Otomotif RI, Bakal Naikkan Perdagangan Bilateral hingga Rp160 Triliun
"Momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 sudah sangat positif dan kita juga sudah semakin stabil dan kuat terhadap pemulihan ekonomi secara penuh," kata Shinta saat acara Market Review IDX Channel, Selasa (4/1/2022).
Menurut Sinta, masih terdapat sejumah tantangan bagi industri manufaktur seperti kendala cash flow, kelangkaan kontainer ekspor, mahalnya biaya logistik perdagangan dan akses finansial, ditambah lagi masih banyak industri dalam negeri yang sampai saat ini masih belum pulih dari pandemi, mulai dari garmen, kertas, karet hingga industri elektronik.
"Pemulihan kinerja industri hingga kuartal III/2021 hanya terjadi di beberapa sektor seperti makanan dan minuman, kimia dan obat-obat, industri logam dasar, industri otomotif. Tapi masih banyak industri yang belum pulih seperti garmen, kertas, karet, industri elektronik karena permintaannya belum pulih sepenuhnya," ungkap Sinta.
Faktor kebijakan pengendalian pandemi dan kecepatan transisi dari fase pandemi ke fase endemi menjadi salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur.
Saat ini mayoritas industri manufaktur nasional terbilang masih mengandalkan pertumbuhan permintaan pasar dalam negeri khususnya dari kelas menengah.
"Pertumbuhan permintaan tersebut tidak bisa didongkrak tanpa ada pengendalian pandemi yang baik secara konsisten. Walaupun sudah melandai, masih ada varian Omicron sehingga kita tetap harus waspada," ungkapnya.
Sinta mengakui bahwa pertumbuhan industri manufaktur sebesar 4,5% hingga 5% cukup ambisius, mengingat secara historis pertumbuhan manufaktur biasanya selalu di bawah pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun sejak September 2021 sudah mulai terlihat pemulihan industri manufaktur meski tidak untuk semua industri manufaktur.
"Untuk itu target tersebut tidak mudah sehingga perlu kerja keras untuk mencapai target tersebut," pungkasnya. (GIB)
Baca Juga: Akui Tak Anti Barat, Prabowo: Namun, Kadang Barat Tidak Cinta Kita
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024