CARITAU SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota
CARITAU SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membentuk konsorsium pengembangan varietas unggul sorgum bersama Universitas Hasanuddin (Unhas), Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dan PT Petrokimia Gresik.
Kerja sama ini akan melakukan pengembangan bibit sorgum unggul terbarukan sebagai bahan pangan alternatif yang mendekati produk tepung terigu.
Baca Juga: Wisudawan Cumlaude ITS Tewas Tertabrak Truk Jelang Hari Wisuda
Varietas unggul sorgum ini juga akan dikembangkan dari persilangan dan genome editing menggunakan pendekatan bioinformatika untuk mendapatkan varietas unggul dengan karakteristik.
Kepala Pusat Penelitian Material Maju dan Teknologi Nano ITS Dr Agung Purniawan ST MEng menjelaskan, konsorsium ini terbentuk dengan melihat peluang terhadap sorgum sebagai bahan yang dapat digunakan menjadi pengganti tepung gandum.
“Selama ini, Indonesia sangat bergantung pada produksi luar negeri serta dipicu pula adanya peperangan antara Rusia dan Ukraina yang berdampak pada stok gandum dunia,” ungkap Agung dalam keterangannya, Kamis (22/9/2022).
Melihat hal tersebut dan tagline sorgum yaitu 3F (Food, Feed and Fuel), menurut dosen Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS ini, biji sorgum dapat digunakan untuk pangan dan bagian batang dapat digunakan sebagai pakan ternak serta biofuel.
Tak hanya itu, berdasarkan roadmap sorgum 2022-2024, target produksi pada tahun 2023 juga sebesar 444.084 ton, sehingga diperlukan benih sorgum unggulan dalam jumlah besar.
Mengingat pentingnya komoditi tersebut, ITS dan konsorsium ini diyakini Agung tidak hanya mendukung target roadmap, tetapi juga menyediakan sorgum yang diharapkan memenuhi cita rasa masyarakat. ITS pastinya akan mengembangkan sains dan teknologi untuk berkontribusi mewujudkan program ini dengan membuat sorgum berkualitas dengan pengembangan varietas unggul.
Sementara itu, dari sisi Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) ITS tentunya mendukung penuh penelitian ini untuk menghasilkan sorgum dengan varietas unggul yang bermanfaat untuk masyarakat.
"Dukungan ini akan dilakukan baik dalam skema penelitian ataupun pengabdian kepada masyarakat melalui beberapa kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)," ujarnya.
Salah satu peneliti ITS Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD menambahkan, guna mendukung pertumbuhan sorgum secara optimal, tim konsorsium juga akan mengembangkan ITS Smart Farming dengan teknologi berbasis Internet of Things (IoT).
“Teknologi ini dibuat agar dapat membantu pemantauan pertumbuhan sekaligus lingkungan penanaman sorgum secara realtime, wherever dan whenever,” katanya.
Dengan adanya teknologi dari ITS Smart Farming, dosen yang biasa disapa Riyan ini menjelaskan bahwa pemantauan bisa dilakukan dari luar lokasi penanaman, sehingga monitoring bisa dilakukan secara leluasa.
"Varietas dengan berbagai kelebihan dipadu lingkungan dan teknologi yang optimal akan menghasilkan sorgum unggul dan berkualitas tinggi," tandas Guru Besar Teknik Informatika ITS ini.
Anggota konsorsium berharap penuh bahwa ke depannya kegiatan ini akan berkontribusi dalam ranah sorgum untuk biofuel juga.
"Harapannya tidak hanya 5 ton per hektare, tetapi bisa 8 ton per hektare dengan tekstur sorgum yang lebih pulen," pungkas Riyan.(HAP)
Baca Juga: Perluas Jangkaun EBT, ITS Desain PLTS Apung Laut Pertama di Indonesia
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024