CARITAU JAKARTA - Pada penghujung masa jabatan yang berakhir Minggu 16 Oktober 2022, Gubernur Anies Baswedan dinilai gagal memimpin Jakarta, tercermin dari indeks kebahagian warga Jakarta yang menurun. Hal itu disampaikan Sugiyanto, pengamat kebijakan publik, mengutip data BPS tentang Laporan Indeks Kebahagiaan 2021 yang menunjukkan pada tahun 2017 indeks kebahagiaan warga Jakarta 71,33 poin, kemudian tahun 2021 turun menjadi 70,68 poin.
Sugiyanto mengatakan, dengan total APBD berkisar Rp395,74 triliun seharusnya Gubernur Anies Baswedan dapat meningkatkan indeks kebahagiaan warga Jakarta, namun faktanya indeks kebahagiaan warga Jakarta tahun 2021 justru menurun dibanding tahun 2017.
Baca Juga: Suara Anies Naik Tajam Pasca Debat Perdana?
“Artinya tingkat kebahagiaan masyarakat Jakarta juga seharusnya ikut naik. Namun faktanya, indeks kebahagiaan Jakarta pada tahun 2021 berada pada tingkat kedelapan terendah dengan skor hanya 70,68. Angka skor kebahagian Provinsi DKI Jakarta 70,68 ini menurun 0,65 point dibandingkan dengan skor tahun 2017 yakni 71,33." kata Sugiyanto kepada caritau.com, Jumat (14/10/2022).
Pria yang akrab disapa SGY ini menyebut, selama 5 (lima) tahun memimpin, lewat APBD DKI Jakarta, Gubernur Anies Baswedan diperkirakan telah mengelontorkan duit rakyat sebesar Rp395,74 triliun.
Angka ini dihitung dari APBD-P tahun 2018 hingga APBD-P tahun 2021 dan APBD murni tahun 2022. Adapun perkiraan rinciannya adalah: pada APBD-P 2018 sebesar Rp 83,26 triliun, APBD-P 2019 Rp 86,89 triliun, APBD-P 2020 Rp 63,23 triliun, APBD-P 2021 Rp 79,89 triliun dan APBD murni 2022 Rp 82,47 triliun.
Baca juga : Garansi Politik Dibalik Mantapnya Paloh 'Endorse' Anies Jadi Capres 2024, Benarkah Sosok JK?
Informasi data indeks kebahagian dari laman resmi Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Indeks tentang Kebahagiaan Daerah (Provinsi) diukur mengunakan 3 (tiga) dimensi, yakni kepuasan hidup warga (life satisfaction), perasaan (affect) dan makna hidup (eudaimonia).
Masih merujuk pada data BPS diketahui, dari sepuluh provinsi dengan Indeks Kebahagiaan terendah, Banten berada di urutan terbawah daerah yang paling tidak bahagia penduduknya di Indonesia dengan nilai indeks di angka 68,08, sedangkan Provinsi DKI Jakarta berada di urutan kedelapan dari bawah dengan nilai indeks 70,68.
Provinsi Bengkulu berada pada tingkat kedua paling rendah dengan skor 69,74, disusul Papua diposisi ketiga skor 69,87 dan keempat Nusa Tenggara Barat skor 69,98. Selanjutnya Jawa Barat skor 70,23, kemudian Nusa Tenggara Timur skor 70,3, Sumatera Utara skor 70,57. Provinsi DKI Jakarta skor 70,68, Provinsi Aceh di skor 71,24 dan Provinsi Sumatera Barat skor 71,34.
Jika memperhatikan skor angka indeks kebahagiaan DKI Jakarta yang hanya 70,68, SGY menilai hal ini dapat dianggap sebagai wujud kegagalan Gubernur Anies dalam membahagiakan warganya.
“Jargon Anies ‘Maju Kotanya, Bahagia Warganya’ menjadi sia-sia atau tak berguna dan gagal total. Lalu bagaimana dengan persoalan Jakarta lainnya? Apakah dengan total APBD yang berkisar Rp 395,74 triliun itu dapat menyelesaikan persoalan klasik Jakarta?” tanyanya.
Menurut Sugiyanto, pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas tak perlu dijawab, lantaran indeks Kebahagiaan DKI Jakarta saja gagal ditingkatkan yang artinya Gubernur Anies dapat juga dianggap telah gagal meningkatkan Kebahagiaan warga Jakarta.
Tetapi demi transparansi perlu juga menjelaskan kegagalan Gubernur Anies, yakni gagal mengatasi masalah klasik Jakarta seperti banjir Jakarta. Artinya di era Gubernur Anies, Jakarta masih saja tetap diterjang banjir.
Baca juga : Anies Baswedan Dideklarasikan Capres 2024 oleh NasDem, Turbulensi Politik buat Demokrat dan PKS?
Gubernur Anies juga dinilai gagal mengatasi masalah klasik lainnya, yakni macet Jakarta. Khususnya gagal menyelenggarakan sistem Elektonik Road Pricing (ERP) atau jalan berbayar. Padahal ERP sudah digagas Gubernur Jokowi sejak tahun 2013. Kemudian pada era Gubernur Ahok, ERP juga telah dilakukan uji coba. Bahkan pemenang tender ERP juga sudah ada. Kebijakan ERP diyakni bisa mengurai kemacetan Jakarta dengan dasar prinsip keadilan, bukan dengan kebijakan ganjil genap.
Selain itu, lanjut SGY, Anies juga gagal mengatasi masalah klasik sampah, yakni mengadakan tempat pengelolaan sampah modern atau Intermediate Treatment Facility (ITF). Sedangkan program ITF sudah disusun saat era Gubernur Fauzi Bowo (Foke). Bahkan Gubernur Anies juga telah melakukan groundbreaking ITF Sunter pada 20 Desember 2018. Tetapi sampai saat ini ITF belum terwujud.
Kegagalan lain Gubernur Anies menurut pria berkaca mata ini, yakni program Rumah DP 0 persen. Program ini gagal lantaran targetnya membangun 232.214 unit. Sedangkan sampai saat ini Pemprov DKI Jakarta hanya berhasil membangun 2.322 unit hunian DP Rp 0 persen. Hal Ini menjadi fatal lantaran Perda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022 yang berkaitan dengan program Rumah DP 0 persen juga belum direvisi.
"Beberapa uraian tentang kegagalan Gubernur Anies di atas, kiranya cukup dijadikan dasar untuk mempertanyakan penggunaan duit rakyat berkisar Rp395,74 triliun tersebut. Artinya Gubernur Anies Baswedan dapat dianggap telah gagal mengunakan duit rakyat tersebut untuk mengatasi persolan klasik Ibu Kota DKI Jakarta. Dengan demikian, maka masyarakat dapat menilai kinerja Gubernur Anies Baswedan secara objektif dan apa adanya selama 5 (lima) tahun ini," pungkasnya.
Terlepas dari penilaian Sugiyanto, Anies Baswedan yang akan menanggalkan jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Minggu (16/10/2022) besok, menyebut banyak capaian yang telah diraihnya selama memimpin ibukota.
Hal itu disampaikan Gubernur Anies saat bersama Wagub Ahmad Riza Patria melakukan perpisahan dengan jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) di Balai Kota pada Jumat (14/10/2022).
Suasana haru mewarnai perpisahan Anies-Riza dengan para ASN di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Anies mengatakan, banyak kenangan yang tersimpan selama lima tahun menjabat.
"Sore hari ini berkumpul bersama, kita merasakan bahwa lima tahun sebagai sebuah perjalanan yang penuh dengan kesan dan penuh dengan kenangan. Lima tahun kita menangani banyak tantangan. Lima tahun kita juga meraih banyak capaian," kata Anies.
Anies mengucapkan terima kasih kepada sejumlah pihak, mulai dari jajaran anak buahnya di Jakarta hingga partai pengusung dirinya saat Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 lalu.
Anies menegaskan, sejumlah program kerja telah dijalankannya selama memimpin Jakarta. Kini, ia menyebut, Jakarta adalah sebuah kota global dan setara dengan kota-kota maju lainnya.
Anies bahkan sempat memberi sinyak bakal ada kerja sama yang lebih besar antara dirinya dengan para ASN di DKI Jakarta.
"Insya Allah interaksi kami tidak berakhir di sini dan saya meyakini, ke depan nanti ada simpangan-simpangan, pertemuan dan kerja bersama lagi yang lebih besar untuk Jakarta, untuk Indonesia," tegas Anies. (WAHYU PRADITYA)
Baca Juga: Anies Siap Tandatangani Pakta Integritas dengan Berbagai Umat Beragama
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...