CARITAU JAKARTA - Buntut sopir ugal-ugalan, Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta M. Taufik Zoelkifli (MTZ) mendorong komisinya untuk memanggil PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) dan PT JakLingko Indonesia.

Pemanggilan tersebut dimaksud meminta klarifikasi terkait sopir MikroTrans yang ugal-ugalan dan mencibir lansia karena Kartu Uang Elektronik (KUE) tak bisa di-tap.
 

Diberitakan, pengalaman tak mengenakkan dialami salah satu penumpang Mikrotrans JAK43 jurusan PGC Dalam-Tongtek pada Senin (3/4/2023) kemarin. Seorang penumpang melihat langsung perlakuan tak mengenakan dari sopir pada seorang penumpang lansia. Sopir tersebut mencibir karena kartu milik penumpang lansia tidak bisa terbaca oleh mesin.

Baca Juga: DPRD Tolak Usulan Pemprov DKI Pungut Pajak Ojek Online

Lebih lanjut MTZ akan meminta Dinas Perhubungan (Dishub) untuk turut memberikan penjelasan lebih lanjut.
 

"Saya butuh penjelasan dari pihak PT JakLingko dan juga PT TransJakarta saat ini bagaimana pembinaan untuk sopir mikrotrans JakLingko dan juga sekalian untuk semua armada JakLingko dan TransJakarta lainnya," kata MTZ, Jumat (7/4/2023).

Menurut MTZ, armada transportasi di Jakarta merupakan fasilitas pelayanan dari pemerintah daerah. Maka dari itu, pelayanan yang diberikan harus maksimal.

"Enggak bisa didiamkan nih. Sudah kelewat batas. Untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, strategi terbaik adalah dengan menarik sebanyak-banyajnya warga untuk naik transportasi umum. Kalau pelayanannya tidak manusiawi kayak gitu, walaupun gratis atau murah, siapa yang mau naik mikro atau mini trans lagi?" ujarnya.

Lebih lanjut, MTZ mempertanyakan kelanjutan Standar Pelayanan Minimum (SPM) di era kepemimpinan Anies Baswesan. Menurutnya, aturan tersebut dapat meminimalisir kejadian seperti ini.

"Zaman Pak Anies dulu ada yang namanya SPM, Standar Pelayanan Minimum, untuk fasilitas publik seperti itu. Apakah sekarang sudah tidak dipakai lagi?" kata Politisi PKS itu.

Maka dari itu, kata MTZ, jika pelayanan transportasi umum buruk seperti ini, warga cenderung akan mencari alternatif lain dan hal tersebut dapat memperparah kemacetan di Ibu Kota.

"Warga akan kembali mencari alternatif transportasi murah yang lain, yaitu mencicil sepeda motor dan itu, terlalu banyaknya sepeda motor, akan jadi biang kemacetan," imbuh MTZ.

Diberitakan sebelumnya, seorang penumpang melihat langsung perlakuan tak mengenakan dari sopir pada seorang penumpang lansia. Sopir tersebut mencibir karena kartu milik penumpang lansia tidak bisa terbaca oleh mesin.

"Kalau kartu sudah mati dikubur saja, jangan dibawa-bawa. Kalau kartu sudah mati dikubur saja, sama kayak orangnya juga sebentar lagi," kata sopir tersebut. (DID)

Baca Juga: Satgas Pengendalian Pencemaran Udara Jakarta Kaji Usulan PSI soal Status Bencana