CARITAU JAKARTA - Berita bohong (hoaks) dan ujaran kebencian (hate speech) diprediksi menjadi lahan basah bagi pelaku bisnis media di Pemilu 2024 mendatang. Penyebaran hoax dan hate speech dinilai ampuh sebagai alat menjatuhkan kontestan yang berlaga.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam menyebutkan perkembangan dunia digital yang sangat masif bakal menghiasi pelanggaran pemilu 2024.
Baca Juga: Ganjar-Mahfud Siap Dengarkan Putusan PHPU di MK
"Hoaks dan hate speech dan lainnya dijadikan sebagai produk yang diorkestrasi oleh kekuatan bisnis," kata Umam Selasa (3/10/2023).
Menurutnya, kekuatan bisnis digital yang tidak bertanggung jawab akan membahayakan alam politik Indonesia bahkan dapat merusak nilai demokrasi bangsa. Untuk itu, dia mewanti-wanti penyelenggara pemilu untuk memperhatikan berbagai macam konten hoaks dan hate speech yang muncul menjelang pelaksanaan Pemilu serentak 2024.
"Kekuatan media sosial seperti TikTok tersebar dengan menetapkan algoritma dan melakukan publikasi dengan sebebas-bebasnya," ujarnya.
Selain TikTok, lanjut dia, manipulasi opini publik juga dapat dilakukan melalui platform media sosial lainnya. Dia berharap masyarakat dapat menguji kebenaran konten-konten di media sosial dan jangan termakan hoaks dan hate speech.
"Maka dari itu harus tetap melakukan filter terhadap berbagai pemberitaan, mengenai disinformasi yang ada tentang Pemilu ke depannya," pungkasnya. (DID)
Baca Juga: Unjuk Rasa Menuntut Pemilu yang Demokratis
berita hoaks ujaran kebencian bisnis media pilpres 2024 pemilu 2024
Bawaslu RI Gelar Media Gathering untuk Evaluasi Pe...
RDF Rorotan Segera Beroperasi di Jakarta, Olah 2.5...
DPRD DKI Jakarta Dukung PAM Jaya Tingkatkan Layana...
Karutan Makassar Perketat Pengawasan Penyalahgunaa...
Sekda Marullah Beri Penghargaan Siddhakarya Bagi 1...