CARITAU SURABAYA – Keluarga besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengklarifikasi kabar hoaks yang menyebut mantan Mendikbud Muhammad Nuh yang juga Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITS meninggal dunia.
“Berita mengenai wafatnya Ketua MWA ITS Prof Dr Ir KH Mohammad Nuh DEA telah dikonfirmasi sebagai berita palsu atau hoaks oleh keluarga besar ITS,” kata Dr Rahmatsyam Lakoro SSn MT, Kepala Unit Komunikasi Publik (UKP) ITS, Senin (7/3/2022).
Baca Juga: Petugas Damkar Meninggal Usai Padamkan Kebakaran Gedung LBH Jakpus
Hoaks itu beredar sejak Jumat (4/3/2022) pagi, di antaranya, di sejumlah grup WhatsApp, bahwa M Nuh meninggal di RS Persahabatan pukul 05.10 WIB.
"Innalillahi wa innailaihi raji'un, turut berdukacita atas wafatnya bapak Ir. Moh.Nuh, DEA (mantan Mendiknas) tadi pagi di RS Persahabatan jam 05.10 WIB, semoga diampuni segala dosanya, diterima amal ibadahnya, diberikan tempat terbaik disisiNya, aamiin allahumma aamiin," begitu isi pesan yang beredar.
Menurut Rahmatsyam, berita yang tersebar itu bersifat misinformasi, baik sengaja disebarkan maupun tidak, meski pengirim tidak bermaksud menyebarkan berita untuk keuntungan pribadi.
“Namun dengan mengirim tangkapan layar ke grup WhatsApp lain, itu bukan langkah yang benar untuk mengonfirmasi,” ujarnya
Guna menghindari misinformasi ke depannya, ITS mengimbau warganet (netizen) untuk selalu menyaring informasi yang mereka peroleh sebelum menyebarkannya kembali. Salah satu upaya untuk menyaring informasi adalah dengan memeriksa informasi tersebut di situs resmi yang dapat dipertanggungjawabkan.
“Jika ingin memeriksa kebenaran berita terkait Prof Nuh, sebaiknya periksa di kanal ITS atau lembaga resmi lainnya,” tegas Rahmatsyam.
Dia kembali menegaskan bahwa M Nuh yang juga Ketua Dewan Pers dalam keadaan sehat dan beraktivitas secara normal.
Istri M Nuh, yakni drg Layly Rahmawati juga menegaskan bahwa M Nuh masih sehat dan aktif.
“Prof Nuh masih banyak amanah yang harus dijalankan,” tandas Layly memastikan.
Pihak ITS pun berpesan kepada netizen bahwa arus informasi bakal terus mengalir secara deras. Jika tidak dapat mengolahnya dengan baik, maka akan dapat merugikan banyak pihak.
“Maka dari itu, saya berharap netizen dapat lebih teliti dalam mengolah informasi. Jika telanjur ada baiknya melakukan klarifikasi,” pungkasnya. (HAP)
Baca Juga: Kiat Kenali Hoaks dan Ujaran Kebencian Jelang Pemilu 2024
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024