CARITAU JAKARTA - Pengamat politik Hendri Satrio (Hensat) berpendapat, sosok calon wakil presiden (cawapres) pasangan Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan harus siap menghadapi dua pertandingan.
Hal itu diungkapkan Hensat saatemghadiri podcast Caritau.com, Kamis (6/7/2023). Menurutnya, dibutuhkan sosok cawapres yang tidak gampang menginjak rem dan kopling untuk mendampingi Anies Baswedan. Sebab Anies menghadapi dua pertandingan.
Baca Juga: Menko Perekonomian Tegaskan di MK, Perlinsos untuk Membantu Masyarakat
Pertama, kata dia, adalah fase sekarang ini. Yakni sebelum pertandingan asli menuju pemilihan presiden (pilpres) 2024. "Sekarang saja kuyo-kuyonya luar biasa. Gangguan dan tantangannya luar biasa. Apalagi nanti dalam pelaksanaan pilpres 2024. Maka dibutuhkan sosok yang tidak gampang injak rem dan kopling," kata dia.
Untuk menemukan sosok yang demikian, sambungmya, tentu tidak mudah. Bahkan sosok cawapres tersebut juga harus siap kalau tiba-tiba ruang kerjanya digeledah. Sosok yang demikian tengah dicari oleh Anies. Meski beredar kabar namanya sudah di kantong.
Dalam pandangan Hensat, sejarah bangsa Indonesia mengajarkan bahwa fungsi cawapres itu ada dua. Yang pertama adalah untuk menambah elektabilitas. Kemudian yang kedua adalah menjadi pasangan kandidat itu sendiri.
Berbicara mengenai kriteria, sambung Hensat, sejumlah 61,3 persen masyarakat menginginkan perubahan. Itu berdasarkan survei KedaiKOPI yang dirilis belum lama ini. Perihal nama-nama yang muncul cukup beragam.
Khususnya cawapres pasangan Anies Baswedan, menurut Hensat, kebutuhannya adalah untuk memperkuat pemerintahan. Kemudian juga untuk memperkuat Koalisi Perubahan. Dan tentu bisa menambah elektabilitas sebagai pasangan calon (paslon).
Sebelumnya Hensat juga menyampaikan kritera cawapres kuat pendamping Anies Baswedan. Pengamat Politik sekaligus Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio mengungkap sejumlah nama kandidat calon wakil presiden (cawapres) yang bisa menjadi pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Hendri menyebut Anies sudah menyampaikan tiga kriteria untuk pendampingnya, yakni punya elektabilitas tinggi, bisa menguatkan koalisi NasDem, Demokrat dan PKS, serta memiliki chemistry atau kecocokan.
"Kalau dari koalisi perubahan ada Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dari PKS ada Wakil Majelis Syuro PKS Ahmad Heryawan, dan Wakil Ketua Majelis Syuro Sohibul Iman," tutur dia.
Hendri menyebut nama-nama lain yang masuk kriteria tersebut antara lain Gubernur Jawa Timur khofifah Indar Parawansa, Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi, Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah, bahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Pembantu dan mantan menteri Presiden Joko Widodo juga banyak. Ada Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dan Mantan Menteri ESDM Sudirman Said" ujarnya.
Meski ada banyak nama yang berpotensi menjadi cawapres Anies, Hendri menilai tidak semua memiliki kecocokan. Menurutnya, kecocokan tidak bisa dibangun secara instan. Menurutnya, semua keputusan tergantung Anies Baswedan.
"Chemistry itu tidak bisa langsung. Harus ada prosesnya. Tapi dilihat dari semua itu, nampakanya Koalisi Perubahan itu sudah bergerak maju alias hampir selesai untuk kepentingan bersama walaupun ada beberapa lika liku dan tikungan tajam," katanya. (DID)
Baca Juga: Kirim Surat Tiga Kali, Bawaslu Ungkap Alasan KPU Tunda Rekapitulasi Sirekap
hendri satrio cawapres anies bawedan dua pertandingan elektabilitas tinggi pemilu 2024
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...