CARITAU CHICAGO - Harga Emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu (7/6/2022) pagi WIB, didorong US dollar (USD) yang melemah, perang Rusia-Ukraina, dan inflasi global.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, naik USD7,1 (0,38%) menjadi USS1.882,80 per ounce.
Baca Juga: Harga Emas Naik karena Pembelian Teknikal
Harga emas berjangka terdongkrak USD6,9 (0,37%) menjadi USD1.875,70 pada Kamis (5/5/2022), setelah turun tipis USD1,8 (0,10%) menjadi USD1.868,80 pada Rabu (4/5/2022), dan naik UUS$7,00 (0,38%) menjadi USD1.870,6 pada Selasa (3/5/2022).
Para investor juga khawatir bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), mungkin tidak dapat mengendalikan inflasi tanpa memicu perlambatan ekonomi.
Para analis juga memperkirakan harga emas masih bisa tetap rentan terhadap tekanan ke bawah lebih lanjut jika inflasi tidak menunjukkan tanda-tanda menguat lebih lanjut.
Minggu depan akan menjadi sangat penting untuk ekspektasi inflasi dan untuk pidato The Fed yang dapat mengkonfirmasi komitmen mereka untuk pengetatan setengah poin per pertemuan.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (6/5/2022) bahwa ekonomi AS menambahkan 428.000 pekerjaan non-pertanian pada April, mengalahkan estimasi median 391.000 pekerjaan baru, dan agak membatasi pertumbuhan emas. Sementara itu tingkat pengangguran bertahan di 3,6%, meleset dari perkiraan 3,5%.
Seperti dikutip dari Antara, harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 0,34% menjadi US$22,367 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 1,79% menjadi USD956 dolar AS per ounce. (IRW)
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp3.000 jadi Rp1,135 Juta Per Gram
harga emas emas berjangka logam mulia emas murni emas batangan rusia-ukraina us dollar
Permintaan Ekspor Teripang
Tasyakuran Awal Musim Tanam Tembakau di Temanggung
Dampak Banjir Bandang di Sidrap
Manasik Haji di Jombang
Harga Telur Ayam Stabil