CARITAU JAKARTA - Pelaku industri tekstil, yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) memiliki harapan terhadap calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) terpilih dalam Pilpres 2024 mendatang.
Pengusaha tekstil meminta, ke depan, tak lagi dianaktirikan pemerintah. Dalam hal ini, kebijakan hilirisasi jadi sorotan utama. Yang diharapkan bisa memangkas kesenjangan.
Baca Juga: Pengamat: Keputusan Mahfud Md Keluar Kabinet, Komitmen Ciptakan Pemilu Jurdil dan Demokratis
Ketua Umum APSyFI, Redma Gita Wirawasta mengatakan, permasalahan saat ini adalah kesenjangan kesejahteraan. Dengan ancaman peningkatan pengangguran di tengah pertambahan penduduk.
"Ke depan kan soal bonus demografi yang berpotensi menjadi pengangguran. Di mana, jawabannya hanya ada di industri manufaktur padat karya dan penghasil nilai tambah," kata Redma dalam keterangannya, dikutip Kamis (26/10/2023).
Selama ini, imbuh dia, terlalu berfokus pada sektor tambang dan CPO (crude palm oil/ minyak sawit mentah). "Padahal serapan tenaga kerjanya minim dan tidak mendorong hilirisasi untuk nilai tambah," tukasnya.
"Ekonomi tumbuh hanya untuk sekelompok kecil orang, tidak merata, dan tidak mendorong penciptaan lapangan kerja," kata Redma.
Karena itu, dia berharap, pemerintahan ke depan mengutamakan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, baik tambang, minyak dan gas (migas), maupun hasil alam lainnya difokuskan untuk mendorong hilirisasi industri.
"Dengan begitu akan mendapat nilai tambah dan menciptakan lapangan kerja di Indonesia, sehingga ekonomi tumbuh lebih merata," sebutnya.
"Jadi, barang-barang primer ini, termasuk sumber daya energi, diprioritaskan untuk suplai ke dalam negeri. Jangan kaya kemarin. Pas harga batu bara naik, domestiknya jadi korban nggak dikasih batu bara. Bahkan, pemerintah menaikkan harga patokan. Gas juga, harga domestik jangan justru lebih mahal dari ekspor," tukas Redma.
Dia meminta, pemerintah ke depan memprioritaskan sumber daya alam dan energi untuk kebutuhan industri hilir dan hilirisasi di dalam negeri.
"Dengan begitu, industri kita tumbuh kuat, terintegrasi dari hulu ke hilir. Di saat bersamaan, terjadi optimalisasi nilai tambah, menyerap tenaga kerja baru, dengan investasi berkualitas," katanya.
"Jadi, hanya perlu keberpihakan bagi sektor padat karya. Tidak seperti sekarang, keberpihakan hanya pada pengusaha tambang dan migas saja," pungkas Redma. (DID)
Baca Juga: TKN Pastikan Gibran Hadiri Panggilan Klarifikasi Bawaslu Jakarta Pusat Hari Ini
pengusaha pelaku usaha tekstil pelantikan presiden terpilih pilpres 2024
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...