CARITAU CHICAGO – Harga emas Kembali menguat pada akhir perdagangan Sabtu (30/7/2022) pagi WIB. Itu berarti sudah tiga hari beruntun harga emas terkerek naik dampak melemahnya dolar AS setelah data ekonomi menunjukkan bahwa Amerika Serikat secara teknis telah memasuki resesi.
Kontrak harga emas berjangka untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange terangkat 12,6 dolar AS atau 0,71 persen, menjadi ditutup pada 1,781,80 dolar AS per ounce, setelah sempat mencapai level tertinggi sesi di 1.784,60 dolar AS.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Rp1.130.000 Per Gram
Sementara itu kontrak harga emas berjangka untuk pengiriman Agustus yang berakhir Jumat (29/7/2022), menyelesaikan sesi dengan kenaikan 12,60 dolar AS atau 0,7 persen, menjadi berakhir di 1.762,90 dolar AS, setelah menyentuh sesi tertinggi di 1.765,85 dolar AS.
Untuk minggu ini kontrak harga emas Agustus naik 2,1 persen, terbesar sejak kenaikan 4,2 persen selama seminggu hingga 25 Februari.
Harga emas berjangka untuk Agustus melonjak 31,20 dolar AS atau 1,8 persen menjadi 1.750,30 dolar AS pada Kamis (28/7/2022), setelah terdongkrak 1,40 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.719,10 dolar AS pada Rabu (27/7/2022), dan melemah 1,40 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.717,70 dolar AS pada Selasa (26/7/2022).
Sementara itu, pelemahan nilai Dolar diyakini akibat penurunan tajam dalam imbal hasil obligasi pemerintah setelah investor menafsirkan ekonomi AS yang menyusut sebagai satu lagi alasan bagi Federal Reserve (Fed) untuk mengurangi langkah pengetatannya.
Greenback yang diperdagangkan berlawanan dengan emas, telah jatuh hampir satu persen jika digabungkan dalam dua hari terakhir terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya.
Grafik emas menunjukkan bahwa logam mulia itu dapat terus naik hingga 1.800 dolar AS, jika dolar dan imbal hasil obligasi mundur lebih jauh dari proyeksi kenaikan suku bunga Federal Reserve yang lebih lembut sepanjang sisa tahun ini.
"Risiko kenaikan persentase penuh oleh The Fed sudah lama hilang," kata Analis OANDA, Ed Moya.
Data ekonomi yang dirilis Jumat (29/7/2022) juga mendukung emas. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS, ukuran inflasi, melonjak 1,0 persen pada Juni, kenaikan terbesar sejak September 2005 dan menyusul kenaikan 0,6 persen pada Mei.
Dalam 12 bulan hingga Juni, indeks harga PCE naik 6,8 persen, kenaikan terbesar sejak Januari 1982 dan menyusul kenaikan 6,3 persen tahun ke tahun pada Mei. Inflasi tampak memanas pada Juni.
Institute for Supply Management Chicago Business Barometer turun menjadi 52,1 pada Juli dari 56 pada Juni, pembacaan terendah sejak Agustus 2020 dan juga lebih rendah dari perkiraan para ekonom untuk pembacaan stabil di 56.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 32,9 sen atau 1,66 persen, menjadi ditutup pada 20,197 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 13 dolar AS atau 1,48 persen, menjadi ditutup pada 889,80 dolar per ounce. (GIB)
Baca Juga: RI Anggota Penuh FATF, Presiden: Tingkatkan Kepercayaan Sistem Keuangan dan Iklim Investasi
‘greenback’ terus melemah emas terangkat lagi 12 6 dolar as save heaven antam emas antam investasi harga jual beli emas
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024