CARITAU JAKARTA - Persaudaraan Alumni (PA) 212, melalui Koordinator Humas, Novel Bamukmin menegaskan, pihaknya tak mendukung pencapresan Anies Baswedan oleh Partai Nasional Demokrat (NasDem).

Ada beberapa alasan yang diutarakan Novel terkait hal tersebut. Diantaranya kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan salah satu kader NasDem, Victor Laiskodat, serta kriminalisasi ulama yang diduga dilakulan kader NesDem yang merupakan mantan jaksa agung.

Baca Juga: PDIP Siap Jadi Oposisi, Begini Tanggapan Presiden Jokowi

"Kami dari Spirit 212 sampai dua kali mendemo Mabes Polri dan DPP Partai NasDem terkait masalah ini (penistaan agama)," kata Novel.

Ia juga menyebut nama mantan Jaksa Agung yang merupakan kader Partai NasDem mengkriminalisasi beberapa tokoh.

"Termasuk Habib Bahar Smith yang sudah beberapa kali tersangkut kriminalisasi. Juga para ulama yang saat ini bersidang seperti KH Farid Okbah, Zein Annajah dan Hanung Alhamad dan habaib yang lainnya," ujarnya.

Baca juga: Kesiapan Novel Bamukmin Jadi Capres Anies Ditentukan Ijtima Ulama

Dirinya pun meminta klarifikasi Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem, Surya Paloh terkait mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres. Ia pun menduga ada upaya-upaya tertentu terkait langkah partai NasDem tersebut.

Sebelumnya, diketahui Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh mengumumkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Calon Presiden (Capres) Partai NasDem pada Senin (3/10/2022).

Hal tersebut disampaikan Surya Paloh saat melaksanakan Deklarasi Calon Presiden RI Partai Nasdem untuk Pilpres 2024 di Lantai 3 Gedung Nasdem Tower Gondangdia, Jakarta Pusat.

Surya Paloh menjelaskan, pihaknya sudah mendapat banyak masukan dari berbagai kalangan untuk menentukan capres 2024 yang akan diusung Partai NasDem. Lantas, Surya secara tegas menyanpaikan Anies Baswedan akan diusung menjadi capres dari Partai NasDem.

"Akhirnya NasDem memilih seorang sosok Anies Rasyid Baswedan," pungkasnya. (DID)

Baca Juga: Pelaksanaan Pemilu Dinilai Curang, Purnawirawan TNI-Polri Desak Diskualifikasi Prabowo-Gibran