CARITAU JAKARTA - Penelitian Air Quality Life Index (AQLI) di India tahun 2021, mengatakan polusi udara dapat berdampak pada usia harapan hidup masyarakat. Penelitian yang dipublikasikan pada 29 Agustus 2023 ini adalah analisa berdasar data tahun 2021.
Di mana pada tahun itu kadar rata-rata tahunan PM2.5 di New Delhi adalah 126.5 g/m3, artinya lebih 25 kali dari batas rekomendasi WHO yang 5 g/m3. Angka bahan partikulat juga tercatat tinggi di New Delhi pada tahun 2021.
Baca Juga: Dapat Tambahan Alat Uji, Pemprov DKI Perluas Layanan Uji Emisi Gratis
Demikian disampaikan, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Prof. Tjandra Yoga Aditama. Ia mengatakan, tingginya kadar polusi udara tahun 2021 memberi dampak penurunan rentang usia penduduk New Delhi menjadi lebih pendek 11,9 tahun, apabila menggunakan batas aman menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Analisa lain, kalau menggunakan data standar polusi nasional India maka penduduk New Delhi dapat kehilangan usia harapan hidup selama 8,5 tahun," kata Tjandra.
Penelitian itu juga menyajikan kesimpulan polusi bahan partikulat merupakan risiko terbesar yang mengancam kesehatan di India, bahkan melebihi dampak penyakit kardiovaskuler dan malnutrisi maternal dalam hal penurunan angka usia harapan hidup.
Secara rata-rata maka penduduk India kehilangan 5,3 tahun usia harapan hidupnya akibat polusi partikel, sementara angka kehilangan usia harapan hidup akibat penyakit kardiovaskuler adalah 4,5 tahun dan akibat malnutrisi maternal dan bayi adalah 1,8 tahun.
Hasil penelitian itu juga menunjukkan sekitar 67,4 persen penduduk India hidup dalam lingkungan polusi udara yang melebihi standar kualitas udara yang ditetapkan pemerintah setempat sebesar 40 mikrogram per meter kubik.
Bukan hanya India, laporan penelitian yang sama pun menunjukkan di kawasan Asia Selatan partikel polusi meningkat 9,7 persen pada kurun waktu 2013 sampai 2021. Di India peningkatan kadar particulate matter (PM) 2.5 adalah 9,5 persen, di Pakistan 8,8 persen dan di Bangladesh juga naik sebesar 12,4 persen.
Analisa lanjutan penelitian itu menunjukkan bahwa rata-rata polusi partikel tahunan di India meningkat 67,7 persen dari tahun 1998 sampai 2021. Hal itu memperberat lagi penurunan angka harapan hidup rata-rata sebesar 2,3 tahun.
Tjandra mengatakan sampai hari ini polusi udara masih juga menyelimuti Jakarta dan sekitarnya serta sebagai akibatnya ditemukan kenaikan angka kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada masyarakat, serta dampak penyakit paru dan pernapasan lainnya.
Terkait studi di India, dia berpendapat merupakan suatu hal baik apabila penelitian AQLI dapat dilakukan di Indonesia untuk mengetahui pasti ada tidaknya dampak polusi udara pada usia harapan hidup di sini.
“Dan kalau ada maka seberapa besar kehilangan tahun kehidupannya. Penelitian ini perlu dilakukan dan dimulai sejak sekarang, sehingga pada saatnya nanti kita akan mendapat data ilmiah yang valid dan dapat dipercaya. Semoga pihak terkait segera mengambil langkah yang tepat,” kata Tjandra. (DID)
Baca Juga: Pemprov DKI Anjurkan Rutin Jalan Kaki Demi Kurangi Polusi
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...