CARITAU JAKARTA – Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyinggung tiga nama dalam pesan penutupnya pada debat capres perdana yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Selasa (12/12/2023). Ketiga nama tersebut adalah Bu Sinta, Butet, dan Melki yang dianggap mendapatkan intimidasi karena mengkritik penguasa.
Ganjar mengawali pesan penutupnya dengan bercerita latar belakang dirinya dan Mahfud MD yang berasal dari orang kecil karena ia hanyalah seorang anak dari polisi berpangkat rendah, sementara Mahfud adalah anak dari seorang pegawai kecamatan. Latar belakang itu membuat mereka terbiasa mendengarkan keluh kesat rakyat sejak lama.
Ganjar juga menyinggung bagaimana pemerintah bisa betul-betul bisa melayani masyarakat dengan memberikan teladan dari pemimpin tertinggi yang antikorupsi dan berintegritas. Dengan begitu pemerintah akan bisa menunjukkan layanan yang mudah, murah, cepat, dan sat-set agar Masyarakat Bahagia.
Berikut pesan lengkap Ganjar Pranowo:
Ini panggilan Sejarah buat Ganjar-Mahfud. Ganjar seorang anak polisi berpangkat tidak tinggi bertugas di kecamatan. Pak Mahfud bapaknya pegawai kecamatan, kalau kita berada pada momentum yang sama kami dan pak Mahfud ini adalah orang kecil yang kalau bapaknya rapat kira-kira anggota forkompimcab. Kami hanya di level kecamatan. Kami telah terbiasa mencoba mendengarkan keluh kesah rakyat.
Panggilan Sejarah inilah yang kemudian coba kita klasifikasi dari 10 persoalan yang muncul bagaimana kita memberikan afirmasi kepada kelompok rentan, perempuan, penyandang disabilitas, anak-anak termasuk manula. Mereka butuh perhatian yang lebih maka inilah cara kita membangun melibatkan mereka tanpa meninggalkan mereka, no one left behind.
Yang kedua bagaimana pemerintah betul betul bisa melayani dengan memberikan teladan dari pemimpin tertinggi yang antikorupsi yang menunjukkan integritas yang menunjukkan layanan pemerintah yang mudah murah cepat, sat set. Kalau itu bisa kita lakukan maka betapa bahagianya rakyat ini.
Pemerintah ini ada, yang ketika dikritik tidak baperan yang ketika media menulis mereka merasa ini vitamin buat dirinya bukan sedang merongrong apalagi kemudian merasa terancam. Maka kalaulah kemudian demokratisasi ini bisa kita laksanakan dengan baik sesuai dengan amanat reformasi gak ada lagi cerita Bu Sinta gak ada cerita Mas Butet tidak ada cerita Melki, tidak ada itu karena dewasa kita dalam berdemokrasi.
Maka dalam penghormatan terhadap HAM, ayo kita konsisten antara pikiran perkataan dan perbuatan dan saya berdiri bersama korban untuk keadilan. Terimakasih. Mohon maaf kalau ada kata-kata saya kurang. (FAR)
Baca Juga: Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RKP-RAPBN 2025
Baca Juga: Deklarasi Disabilitas & Emak-Emak Dukung Prabowo-Gibran
debat capres - cawapres debat capres-cawapres pilpres 2024 ganjar pranowo
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...