CARITAU JAKARTA - Dua Menteri yang berada di kabinet Indonesia maju jilid 2 yang dinahkodai Presiden Joko Widodo (Jokowi), pekan ini ramai menjadi sorotan publik. Pasalnya, dua sosok menteri itu pekan lalu telah terpilih menjadi Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan secara otomatis merangkap jabatan.
Kedua sosok yang menjadi perhatian publik itu yakni Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali. Keduanya diketahui telah resmi terpilih sebagai orang nomor satu dan nomor dua di PSSI melalui Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar Kamis (16/2/2023) lalu.
Baca Juga: Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Kalahkan Vietnam di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Menanggapi hal itu, Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza mengatakan, berdasarkan hal itu publik mengkhawatirkan posisi Erick Thohir dan Zainudin Amali yang merangkap jabatan sebagai Menteri disinyalir bakal menimbulkan dampak tidak maksimalnya kerja-kerja keduanya untuk serius dalam membenahi internal PSSI dan masa depan sepak bola Indonesia.
Efriza mengungkapkan, seharusnya presiden Joko Widodo mengambil sikap tegas untuk segera mereshuffle sosok Erick Thohir dan Zainudin Amali dari posisinya sebagai Menteri agar keduanya dapat bekerja secara maksimal dalam memajukan sepak bola Indonesia.
"Dengan terpilihnya Zainuddin Amali sebagai Wakil Ketua Umum PSSI maka Presiden mesti mensikapi dengan mereshuffle dua menterinya agar sosok Erick Thohir dan Zainuddin Amali yang terpilih sebagai Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum dapat bekerja maksimal untuk membenahi sepak bola Indonesia," kata Efriza kepada Caritau.com, Senin (20/2/2023).
"Jika tanpa reshuffle akan terjadi rangkap jabatan. Diyakini selain tidak etis, konsentrasi membenahi Sepakbola Indonesia akan berjalan lambat bahkan tidak maksimal," sambung Efriza.
Disisi lain, pria yang berprofesi sebagai dosen ilmu pemerintahan Universitas Sutomo itu juga turut menyoroti perihal posisi Zainudin Amali yang menjabat sebagai Menpora. Sebab, posisi Zainudin Amali sebagai Menpora dan Waketum PSSI merupakan hal yang tidak etis lantaran dua posisi tersebut bersebrangan secara fungsi dan tugasnya sebagai representasi negara.
"Juga akan terlihat konyol tanpa adanya reshuffle, karena posisi Menpora yang semestinya mewakili negara untuk mengawasi dan membina PSSI malah berposisi sebagai bawahan di PSSI, karena Menpora Zainuddin Amali sebagai dalam kepengurusan PSSI sebagai Wakil Ketua Umum. Tentu saja ini kekonyolan yang tampak dalam sinergitas antar lembaga," jelas Efriza.
Adapun dengan terpilihnya Erick Thohir sebagai Ketum dan Zainudin Amali sebagai Waketum PSSI dengan posisinya sebagai Menteri selaku representasi negara, menurut Efriza, ada dugaan kekuatan dari belakang layar yang dikendalikan secara tidak langsung pemerintah dalam rangka mengambil alih PSSI.
"Sekarang ini tampak sekali, peran Pemerintah tak langsung untuk mengambil alih PSSI dengan terpilihnya dua menterinya sebagai Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum," tutur Efriza.
"Jika ke depannya PSSI tidak bisa memberikan kerja nyata membenahi Sepakbola Indonesia maka patut telunjuk disalahkan kepada Pemerintah, sebab posisi kepedulian Pemerintah ternyata hanya menguap semata tanpa kinerja yang baik,"Efriza. (GIB/DID)
Baca Juga: Satgas Anti Mafia Bola Ungkap Aktor Match Fixing, PSSI: Sepak Bola Indonesia Telah Masuk Babak Baru
menteri bumn erick thohir manpora zainudin amali rangkap jabatan pimpinan pssi
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...