CARITAU JAKARTA – Kenaikan imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat memicu penurunan harga emas berjangka. Penguatan mata uang Negeri Paman Sam dan rencana pembicaraan damai Rusia-Ukraina juga turut memperberat harga emas untuk melaju.
Meski demikian, kekhawatiran atas meningkatnya inflasi di AS telah membatasi penurunan harga emas lebih jauh.
Baca Juga: Modal Asing Hengkang dari RI Capai Rp13,61 Triliun di Awal Maret 2024
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, turun USD14,4 (0,74%) menjadi ditutup pada USD1.939,80 per ounce, memperpanjang penurunan akhir pekan lalu.
Pada Jumat (25/3/2022), emas berjangka melemah USD8,0 (0,41%) menjadi USD1.954,20, setelah melonjak USD24,9 (1,29%) menjadi USD1.962,20 pada Kamis (24/3/2022), dan terangkat USD15,8 (0,82%) menjadi USD1.937,30 pada Rabu (23/3/2022).
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan mencapai level tertinggi sejak April 2019 pada hari itu, didukung oleh taruhan kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve untuk melawan inflasi yang melonjak.
Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, kenaikan suku bunga AS meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Namun, pelemahan emas dibatasi karena kekhawatiran inflasi, kata Jim Wycoff, analis senior di Kitco Metals.
"Setiap kali kita mengalami tekanan inflasi seperti yang kita lihat sekarang, sejarah menunjukkan bahwa pasar logam telah dicari dan saya menduga itu akan terus terjadi."
Hal itu membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, dolar menguat 0,4%.
Daya tarik safe-haven emas juga ditekan oleh harapan kemajuan dalam pembicaraan damai tatap muka pertama antara Ukraina dan Rusia dalam lebih dari dua minggu.
“Kami telah melihat sebagian besar premi perang dalam emas sudah diambil, tapi mungkin masih ada sedikit lagi yang harus dilakukan. Jadi, emas saat ini menghadapi hambatan yang signifikan,” kata analis independen Ross Norman, seperti dikutip dari Antara.
Sementara itu, harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun USD41,9 sen (1,64%)menjadi USD25,196 per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun USD17,4 (1,73%) menjadi ditutup USD991,1 per ounce. (IRW)
Baca Juga: Cadangan Devisa RI di Desember 2023 Naik Menjadi 146,4 Miliar Dolar AS
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...