CARITAU JAKARTA - Pengamat politik Reni Suwarsono menilai, gugatan sengketa Pilpres 2024 hanya sekedar basa-basi, demi memenuhi permintaan politik.

Bahkan dirinya melihat PDIP dalam hal ini partai pengusung Ganjar Pranowo-Mahfud Md tidak serius dalam mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).

"Jujur ya. Menurut saya Pak Todung (Ketua Tim Hukum Ganjar-Mahfud) dan Pak Mahfud orang yang paham hukum. Tetapi saya melihat tuntutan paslon 03 sekadar basa-basi, demi memenuhi permintaan politik," kata dia.

"Saya tidak melihat PDIP memberikan support 100% untuk kasus ini," lanjut Reni melalui keterangan tertulisnya dikutip Jumat (29/3/2024).

Reni mengkhawatirkan saat ini para elit partai politik justru sibuk dengan pembagian kekuasaan untuk kabinet pemerintahan yang akan datang, sehingga abai terhadap pasangan calon yang diusung.

“Saya tuh khawatirnya kita di bawah ini dibikin saling ribut, padahal diam-diam para elit sedang diskusi berbagi kekuasaan," ujar akademisi Departemen Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia itu.

Diketahui, selain Ganjar-Mahfud, pihak capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar pun mengajukan gugatan yang sama ke MK. 

Menurut Reni, gugatan yang diajukan paslon 01 dan 03 ke MK merupakan wujud kekecewaan selama ini terhadap Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). 

"Paslon 01 dan 03 kan selama ini nggak kurang melaporkan kasus ke Bawaslu, tapi tindakan Bawaslu lagi-lagi hanya bersifat teguran. Jadi, wajar jika mereka maju ke lembaga yang lebih tinggi, tapi usai pemilu ini partainya kok malah lebih sunyi ya," herannya.

"Apakah mungkin partai-partai tersandera karena Jokowi (Presiden Joko Widodo) memegang kartu truf beberapa petinggi partai?" pungkasnya mempertanyakan. (DID)