CARITAU JAKARTA - Munculnya nama Yenny Wahid sebagai kandidat Cawapres pendamping Anies Baswedan mendapat penolakan partai Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), salahsatunya dari Partai Demokrat.
Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan wajar apabila Yenny Wahid mendapatkan penolakan. Pasalnya, dari tiga partai pengusung diantaranya memiliki kandidat cawapres yang mampu mendampingi Anies Baswedan.
Baca Juga: PPP Apresiasi Putusan MK Hapus Ambang Batas Parlemen 4%
"Sudah pasti dari Koalisi menolak Yenny Wahid karena Yenny Wahid dari luar yang tentu kontradiktif dengan internal KPP, dari KPP kan ada kandidat dari PKS dan Demokrat," kata Ujang saat dihubungi di Jakarta, Jumat (11/8/2023).
Ujang menambahkan sosok Yenny Wahid sendiri apabila dilihat berdasarkan elektabilitas masih kalah jauh dengan Ketua Umum (Ketum) Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Oleh karena itu penolakan yang disuarakan kader Demokrat sangat masuk akal.
"Yenny Wahid katakanlah bukan bagian dari salah satu kader dari ketiga partai itu (NasDem, PKS dan Demokrat). Belum lagi Anies sendiri yang bukan berasal dari kader partai juga," ujarnya.
Lebih lanjut dia menuturkan apabila Anies Baswedan dan Yenny Wahid tetap disandingkan khawatir akan timbul permasalahan di kubu KPP karena Capres dan Cawapres yang diusung tidak ada perwakilan dari kader ketiga partai itu.
"Buat apa ada ketua umum partai, buat apa ada kader partai jika tidak dicawapreskan. Padahal seperti AHY elektabilitasnya bersaing, lalu tidak dijadikan cawapres akan menjadi persoalan," tuturnya. (DID)
Baca Juga: Mantan Gubernur Sulsel Sebut Gibran Kuasai Debat, Optimis Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran
koalisi perubahan kpp anies baswedan yenny wahid elektabilitas cawapres pilpres 2024 pemilu 2024
Pameran Asia Pacific Media Forum 2024 di Bali
Airlangga: RI 'On-Track’ Capai Visi Indonesia Emas...
Gunung Ile Lewotolok Keluarkan 348 Kali Gempa Hemb...
Pelatih Irak: Timnas Indonesia U-23 Sangat Bagus...
Rencana Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek