CARITAU SURABAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur menyampaikan ekonomi Jawa Timur (Jatim) pada kuartal I tahun 2023 tumbuh sebesar 4,95% disbanding kuartal I tahun 2022 (year on year/yoy)
Pencapaian tersebut mengukuhkan Jatim sebagai penyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa sebesar 24,99%, tertinggi kedua setelah Jakarta sebesar 29,60%. Sedangkan untuk perekonomian Nasional, Jatim berkontribusi sebesar 14,29%.
Baca Juga: Pemprov Jatim Tawarkan Vietnam Kerja Sama Investasi Infrastruktur Senilai Rp6,14 Triliun
"Alhamdulillah secara yoy semua lapangan usaha di Jatim mengalami pertumbuhan positif. Yang paling signifikan adalah Pengadaan Listrik dan Gas tumbuh sebesar 19,39%, diikuti lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan tumbuh sebesar 11,74%, serta lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tumbuh sebesar 9,43%," papar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Jumat (12/5/2023).
Gubernur Khofifah menjelaskan secara quarter to quarter (dibanding kuartal IV 2022), Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim menurut lapangan usaha masih didominasi oleh Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 31,00 persen; diikuti oleh Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 19,13 persen; Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 10,76 persen, serta Konstruksi sebesar 8,79 persen.
“Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Jawa Timur mencapai 69,69 persen,” imbuh Khofifah.
Yang menarik, dari sisi pertumbuhan, sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tercatat tumbuh paling signifikan yakni mencapai 14,29%, padahal pada kuartal sebelumnya sektor ini sempat mengalami kontraksi.
Ini menjadi bukti komitmen Pemerintah Provinsi Jatim terhadap keberlangsungan sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tidak main-main. Beragam program beserta problem solving terus digencarkan baik dari hulu hingga ke hilir.
"Produksi pertanian, kehutanan, dan perikanan Jatim tidak hanya untuk kebutuhan Jatim saja, namun juga provinsi-provinsi lain yang juga ikut bergantung pada Jatim. Sehingga produktifitasnya harus dijaga betul, karena Jatim adalah lumbung pangan nasional," uangkap Khofifah.
Sementara sektor Lapangan Usaha Industri Pengolahan dan Perdagangan Besar-Eceran juga tumbuh sebesar 1,07% kemudian Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tumbuh 0,97%.
"Sedangkan PDRB menurut pengeluaran, secara q to q masih didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) yang mencakup lebih dari separuh PDRB Jawa Timur yaitu sebesar 60,62%," tandas Khofifah.
Pertumbuhan Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 47,63%, komponen Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) sebesar 26,79%, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 2,52%, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 1,18%. Sementara, Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 39,40 persen.
"Komponen yang mengalami pertumbuhan secara q-to-q adalah Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 3,74% dan Komponen PK-LNPRT sebesar 1,29%," imbuhnya.
Secara yoy pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen PK-LNPRT yang tumbuh 9,47%, diikuti Komponen PKRT dan Komponen PMTB yang masing-masing tumbuh sebesar 5,36% dan 5,11%. Sementara itu, Komponen Impor Barang dan Jasa tumbuh 0,05%.(HAP)
Baca Juga: Mendagri Tito Lantik Adhy Karyono Sebagai Penjabat Gubernur Jatim
ekonomi jatim kuartal i 2023 gubernur jatim khofifah listrik dan gas
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024