CARITAU JAKARTA - Wacana duet Prabowo Subianto bersama Ganjar Pranowo pekan ini kembali ramai diperbincangkan publik. Adapun wacana duet dua tokoh itu kembali muncul lantaran sosok Ganjar disinyalir telah membuat dua Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) untuk kepentingan mendaftarkan diri Pemilu 2024.
Diketahui Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) memang menjadi salah satu syarat untuk menduduki jabatan politik termasuk menjadi Calon Presiden (Capres) ataupun Calon Wakil Presiden (Cawapres) di Pemilu 2024.
Baca Juga: Kampanye Cak Imin di Bandung
Dalam SKCK ditenggarai juga tertera tujuan dari pembuatan SKCK tersebut. Contohnya, untuk kepentingan Pilpres, maka di SKCK itu tercatat akan dicantumkan keperluan menjadi Capres atau Cawapres. Adapun penerbitan SKCK itu dikeluarkan oleh Badan Intelijen Keamanan (Baintelkam) Polri.
Berdasarkan kabar yang beredar, diduga Ganjar telah membuat dua SKCK dengan keterangan yang berbeda yakni pertama untuk keperluan Capres dan kedua untuk menjadi Cawapres.
Adapun kabar Ganjar membuat dua SKCK itu pertama kali diungkapkan oleh Ketua relawan Prabowo Mania, Immanuel Ebenezer. Tak lama berselang, kabar itupun viral.
Dalam keterangannya, sosok yang akrab disapa bung Noel itu mengungkapkan bahwa Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo sangat mungkin bergabung dalam menjajaki persaingan ketat di kontestasi Pilpres 2024.
Pernyataan itupun diyakini benar lantaran adanya pernyataan yang telah disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Bidang Hukum dan Advokasi dari Partai Gerindra Sufmi Dasko Ahmad, Ketua DPP PDIP Puan Maharani PDIP dan Presiden Joko Widodo.
Berkaitan dengan hal itu, Pengamat Politik Citra institute, Yusak Farchan menilai, wacana duet Prabowo-Ganjar kemungkinan hanya spekulasi yang harus dibuktikan secara nyata.
"Jadi spekulasi terkait Pak Ganjar membuat dua SKCK untuk Capres dan Cawapres ya saya kira masih harus dibuktikan," ungkap Yusak kepada caritau.com, Sabtu (30/9/2023).
Di sisi lain, Yusak menilai, bahwa kepolisian saat ini menginformasikan bahwa telah menerbitkan empat buah SKCK yang nantinya masing-masing digunakan Bacapres dan Bacawapres yakni oleh
Ganjar, Prabowo, Anies dan Muhaimin.
Berdasarkan hal itu, menurut Yusak, informasi perihal Ganjar membuat dua SKCK kemungkinan
bisa saja benar atau bisa saja hanya spelukasi lantaran sebagai usaha untuk mengupayakan perjodohan antara Prabowo dan juga Ganjar.
"Polri sendiri sudah menginformasikan baru menerbitkan empat SKCK untuk untuk bakal capres/cawapres yaitu Pak Ganjar, Pak Prabowo, Muhaimin dan Anies," ujar Yusak.
"Spekulasi dua (2) SKCK Ganjar bisa saja benar, bisa saja keliru. Usaha menjodohkan Ganjar dengan Prabowo kan memang sudah lama itu bahkan sempat redup," sambung Yusak.
Yusak mengatakan, meski kini wacana mengenai duet Prabowo-Ganjar itu saat ini dimunculkan kembali, namun perjodohan antara keduanya kemungkinan akan sulit terwujud lantaran PDIP dan Gerindra ditenggarai bakal sama-sama akan ngotot untuk mengejar posisi Capres.
"Wacana itu muncul kembali seiring dengan peta politik pilpres yang berkembang. Tapi sejauh ini, PDIP dan Gerindra masih sama-sama ngotot untuk posisi capres. Jadi agak rumit formulanya karena tidak ada yang mau mengalah sebagai Cawapres," ungkap Yusak.
Kendati demikian, ia menilai, wacana duet Prabowo-Ganjar bisa saja terwujud sepanjang sosok Megawati merestui perjodohan tersebut.
Di sisi lain, menurut Yusak, wacana duet itu kini kembali muncul lantaran sejauh ini, baik dari koalisi PDI Perjuangan ataupun Koalisi Indonesia Maju (KIM) masih belum yakin akan menang jika
mengahadapi Pilpres dua putaran.
Sebab, elektabilitas Ganjar, Prabowo atau Anies yang sejauh ini resmi diusung menjadi kandidat Bacapres dinilai belum ada satupun yang bisa menyentuh angka menang satu putaran dalam Pilpres 2024 mendatang.
"Duet Prabowo Ganjar bisa saja terwujud sepanjang ada restu Megawati. Mengapa wacana dua poros menguat karena belum ada poros koalisi yang yakin bisa menang satu putaran," jelas Yusak.
Disisi lain, Yusak melihat, bahwa sejak diusung menjadi Bacapres, baik sosok Prabowo maupun Ganjar sejauh ini elektabilitasnya masih bersaing secara kompetitif dan belum mampu menyentuh
angka di atas 50% suara.
Dengan begitu, lanjut Yusak, wacana Pilpres satu putaran akan sulit terwujud jika keduanya tidak bergabung dalam rangka untuk menghadapi Anies Baswedan di kontestasi Pilpres 2024.
"Jarak elektabilitas terutama Pak Ganjar dengan Pak Prabowo kan memang sangat kompetitif dan belum ada yang menyentuh angka psikologis menang satu putaran atau lebih dari 50%," ujar Yusak.
Yusak menambahkan, wacana duet Prabowo dan
Ganjar ditenggarai kemungkinan bakal terwujud lantaran baik PDIP ataupun Gerindra juga akan menghindari terjadinya Pilpres dua putaran. Hal itu lantaran Pilpres dua putaran disinyalir akan menghabiskan energi bagi seluruh kandidat Capres dan Cawapres.
"Jadi kalau ada tiga poros yang bertarung, potensi terjadinya dua putaran memang sangat besar. Inilah yang dihindari karena akan menguras energi," ujar Yusak.
"Dalam konteks penguatan demokrasi, hadirnya lebih dari dua pasang calon sebenarnya sangat positif karena masyarakat diberikan ruang alternatif pilihan yang lebih banyak. Kalau dua poros, potensi terjadinya polarisasi justru tinggi sekali seperti pemilu 2019 lalu," tandas Yusak. (GIB)
Baca Juga: Tekankan Pemilu Satu Putaran, TKN Minta Relawan Kerja Keras Menangkan Prabowo-Gibran
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...