CARITAU SUMENEP – Desa Wisata Keris Aeng Tong Tong di Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur yang dikenal sebagai Kampung Keris merupakan desa yang menjadi rumah bagi 640 Mpu (pembuat benda pusaka/keris) di Sumenep dan sudah diakui Unesco sebagai desa yang memiliki Mpu terbanyak dunia.
"Kita patut bangga atas pencapaian yang telah dilakukan sehingga keberadaan Desa Aeng Tong Tong ini bisa membuat Sumenep diakui Unesco sebagai daerah dengan penghasil keris terbanyak di dunia serta Mpu terbanyak di dunia," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat berkunjung ke Desa Aeng Tong Tong, Rabu (22/6/2022).
Apalagi, lanjut Khofifah, Desa Wisata Keris Aeng Tong Tong telah masuk proses penilaian pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2022 yang digelar Kemenparekraf. Setelah sebelumnya masuk di 500 besar, 300 besar, 100 besar, sekarang terpilih 50 besar.
Saat ini, tinggal menunggu penentuan sebagai pemenang untuk kategori. Di antaranya kategori Daya Tarik Wisata, Homestay, toilet, souvenir, kelembagaan, CHSE, serta Digital dan Konten.
"Kita berdoa nanti bulan Desember 2022 saat pemilihan ADWI, Desa Wisata Keris Aeng Tong Tong ini akan dipilih oleh Kemenparekraf dan bisa menjadi juara tingkat nasional," harapnya.
Untuk itu, Khofifah berkomitmen untuk terus membantu dan menggencarkan promosi Desa Wisata Keris melalui peningkatan fasilitas sehingga menjadi ikon baru desa wisata di Kabupaten Sumenep. Terutama berkat filosofi sejarah yang menjadi modal unggulan keberadaan Kampung Keris agar bisa semakin mendunia.
"Saya ingin memberikan support karena desa ini memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Ditambah kekayaan budaya adiluhung, dan filosofi nilai sejarah dari kerajaan-kerajaan yang ada di Sumenep," ujarnya.
Khofifah menuturkan keris menjadi bagian dari heritage serta kearifan budaya yang memiliki nilai budaya tinggi. Pada dasarnya keris bukan senjata tajam, melainkan sebuah pusaka yang menjadi warisan budaya bangsa. Khofifah berharap jangan sampai masyarakat yang mengkoleksi keris diartikan sebagai kolektor benda tajam atau senjata. Perspektif ini membutuhkan penjelasan khusus mengingat regulasi sajam memberikan restriksi tertentu.
"Setelah saya ikuti dan amati, ternyata proses pembuatan keris cukup lama, ada hitungannya, milih hari untuk memulai, milih jam dan tidak boleh sembarangan," imbuhnya.
Wakil Bupati Sumenep menjelaskan Sumenep merupakan kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Madura yang terkenal dengan Kota Keris. Desa Aeng Tong-tong memiliki galeri khusus keris termasuk menampilkan keris dari para leluhur yang telah berusia 300 tahun,” katanya
“Ada ritual pencucian keris dan ziarah kubur kepada leluhur Mpu yang disebut dengan Penjamasan Keris. Acara tersebut juga dimeriahkan dengan pesta rakyat yang menampilkan kesenian tradisional seperti saronen dan macopat,” katanya.(HAP)
Baca Juga: Festival Jerami Purba Sangiran
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...