CARITAU AMBON – Kantor Imigrasi Ambon memutuskan memakamkan jenazah Te Mau Dong (56), WNA yang mengaku asal Myanmar dan bunuh diri di tahanan imigrasi, di tempat pemakaman muslim di Ambon, Provinsi Maluku. 

"Pertimbangan untuk dimakamkan di Ambon karena tidak ada kewarganegaraan dan juga karena pertimbangan kemanusiaan," kata Armand Surya, Kepala Imigasi Ambon di Ambon, seperti dikutip Antara Rabu (5/1/2021).

Te Mau Dong ditemukan tewas gantung diri di kamar mandi ruang detensi imigrasi di Kantor Imigrasi Ambon pada Rabu 29 Desember 2021, setelah sebelumnya meminta dipulangkan ke Myanmar namun Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta tidak kunjung memberikan konfirmasi atas status kewarganegaraannya.

Menurut Surya , Kedutaan Besar Myanmar baru membalas surat dari pihak Imigrasi setelah Te Mau Dong bunuh diri dan isinya tidak mengakui sebagai warga negara Myanmar.

"Mereka ragu dengan tulisan yang diisi (Te) di formulir sehingga belum bisa mengakui sebagai warga Myanmar," katanya.

Jenazah Te sudah dimakamkan pada 30 Desember 2021 di TPU Muslim Mangga Dua, Ambon. 

Pemakaman disaksikan Divisi Imigrasi Kanwilkumham Maluku dan perwakilan dari TNI/Polri. Sementara hasil otopsi terhadap jenazah juga sudah diketahui bahwa Te meninggal akibat bunuh diri.

"Daripada menunggu lama-lama, tidak mungkin kita biarkan jenazah membusuk begitu saja. Akhirnya saya putuskan dimakamkan secara Islam, karena almarhum kebetulan juga beragama Islam jadi harus dimakamkan 1x24 jam setelah kematiannya," kata Surya.

Te menjadi tahanan imigrasi setelah menyerahkan diri ke aparat polisi di Ambon pada akhir November 2021 dan meminta dipulangkan ke Myanmar meski tidak memegang dokumen kewarganegaraan sama sekali. 

Saat pemeriksaan di imigrasi, Te mengaku lahir di Natale Myanmar pada 7 Juli 1966. Dia mengaku berada di Ambon sejak 2013 setelah kabur dari kapal ikan yang beroperasi di perairan Maluku karena kerap disiksa. 

Te selama di Ambon tinggal sendiri di daerah Laha, bekerja membantu membersihkan masjid dan berbaur dengan masyarakat sekitar sehingga cukup mahir berbahasa Indonesia.(GIB)