CARITAU JAKARTA - Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Prof. Zudan Arif Fakrulloh menerima kunjungan Rektor Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) Prof. Laode M Kamaluddin di Sekretariat Tetap BNPP, Jakarta Pusat, Jumat (23/2/2023).
Zudan menjelaskan, dalam melanjutkan rapat konsolidasi sebelumnya, BNPP akan segera mematangkan aspek legal Perjanjian Kerja Sama (PKS) atau Memorandum of Understanding (MoU) untuk konsep pendidikan berbasis digital di perbatasan negara.
Baca Juga: Ketua Pengarah BNPP Menko Hadi Sampaikan 4 Arahan Pengeloaan Perbatasan Negara di Rakordal 2024
"Untuk memulai proyek percontohan sosialisasi menjadi penting. Sehingga langkah awal kita matangkan di PKS dan MOU,"jelas Zudan.
Ia menerangkan, 2 rancangan utamanya dalam kerja sama BNPP dengan UICI terkait kecocokan dengan literasi studi dan prodi yang akan Universitas UICI berikan. Untuk masyarakat umum di perbatasan negara adalah bagaimana studi dan prodi didesain untuk menciptakan lapangan kerja.
Sedangkan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) atau PNS, lanjut Zudan, bagaiamana studi dan prodi didesain membantu untuk penguatan pegawai, pelayanan publik, penguatan data dan pusat, analisis data.
"Ini 2 hal yang berbeda. Hal ini terkait kecocokan dengan literasi studi dan prodi yang akan UICI sebarkan," tambah Zudan.
Zudan berharap dalam beberapa waktu ke depan sosialisasi konsep pendidikan berbasis digital di perbatasan negara ini bisa segera dilaksanakan. "Dengan basis ini mulai bergerak untuk awal Ramadhan (Maret) kita sudah mulai bisa sosialisasi internal dulu," pungkas Zudan.
Deputi Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan BNPP, Irjen Polisi Makhruzi Rahman menambahkan, bahwa sebagai proyek percontohan bisa mengoptimalkan beberapa sarana dan prasarana yang sudah tersedia di Pos Lintas Batas Negara (PLBN).
"Saya suda berkoordinasi dengan PLBN Aruk, Sambas Kalimantan Barat di mana sarana dan prasarana sudah tersedia. Hal ini juga diperkuat dengan berbagai potensi pertanian dan perkebunan yang mampu membangkitkan ekonomi untuk ekspor ke Malaysia sudah tersedia," jelas Makhruzi.
Sementara itu Rektor UICI Prof.Laode menjelaskan bahwa, muara studi dan prodi konsep pendidikan yang coba UICI sebarakan di perbatasan negara adalah penguatan talenta digital berkualitas untuk pengembangan ekonomi di kawasan perbatasan negara.
Tujuh proyeksi program studi terkini yang mampu menjawab tantangan era society 5.0 adalah Program Studi Komunikasi Digital, Informatika, Bisnis Digital, Sains Data, Digital Neuro Psikologi, Manufacturing System Engineering dan Digital Farming.
"Program ini diharapkan pada akhirnya mampu membuat masyarakat mendesain dan menciptakan lapangan kerja yang tidak lagi bertumpu pada mencari pekerjaan," terangnya.
Ia menjelaskan, 5 pilot poject di kawasan perbatasan negara akan menyasar pada Sambas, Kalimantan Barat; Nunukan,Kalimantan Utara; Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara; Belu, Nusa Tenggara Timur dan Merauke, Papua Selatan.
"Kami akan siapkan project based kurikulum seperti contoh kerja sama dengan Kabupaten Maluku Tengah. Yakni penyiapan talenta digital dengan beasiswa, penyiapan blueprint smart kabupaten, pengembangan data center dan digitalisasi UMKM" terangnya. (DIM)
Baca Juga: KORPRI Minta TNI/POLRI yang Masuk ke Jabatan ASN Diatur Secara Ketat
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024