CARITAU JAKARTA - Badan Geologi mencatat setidaknya ada 24 gempa merusak yang terjadi di Indonesia selama tahun 2022. Kejadian gempa bumi merusak tahun 2022 tertinggi kedua setelah tahun 2021 (26 kejadian) dalam kurun waktu 22 tahun terakhir.
Diketahui, kejadian gempa bumi merusak tahun 2022 diawali dengan gempa bumi di Halmahera, Provinsi Maluku Utara tanggal 10 Januari 2022. Sementara gempa merusak terakhir terjadi di Kuningan, Jawa Barat pada 22 Desember 2022.
Baca Juga: Gunung Slamet Alami Peningkatan Aktivitas Gempa
Untuk magnitudo terkuat, gempa di Pandeglang, Banten pada Februari lalu menjadi gempa dengan getaran terkuat, yakni M6,6. Sedangkan gempa yang paling banyak merenggut korban jiwa terjadi di Cianjur, Jawa Barat pada 21 November. Di mana menyebabkan 635 orang meninggal dunia dan 1083 korban luka-luka.
Gempa Cianjur juga menyebabkan 22.197 bangunan rusak di Kecamatan Cilau, Cianjur dan Cugenang. Terjadi juga retakan tanah, likuefasi dan longsor di sekitar pusat gempa.
Tak hanya itu, gempa berkekuatan M6,2 di Pasaman Barat, Sumatera Barat pada 25 Februari silam juga menyebabkan 27 orang meninggal dunia dan 457 lainnya luka-luka. Total sepanjang 2022, Badan Geologi mencatat gempa yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan 663 korban jiwa dan 1.593 korban luka-luka.
Selaku Penyelidik Bumi Madya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian ESDM RI, Supartoyo, mengungkapkan kejadian gempa bumi merusak tahun 2022 sebagian besar bersumber dari sesar aktif, dan beberapa bersumber dari zona penunjaman.
"Ada hal menarik dari kejadian gempa bumi merusak tahun 2021 yaitu terdapat beberapa kejadian gempa bumi yang sumbernya belum terdidentifikasi atau terpetakan yaitu: gempa bumi Halmahera Utara tanggal 10 Januari 2022 dan 18 April 2022, gempa bumi Pasaman tanggal 25 Februari 2022, gempa bumi Ketapang tanggal 1 Juli 2022, gempa bumi Cianjur tanggal 21 November 2022, dan gempa bumi Situbondo tanggal 23 November 2022," kata dia, Senin (2/1/2023).
"Kejadian gempa bumi merusak dan peta sebaran lokasi pusat gempa bumi merusak tahun 2022," sambung dia.
Dia berharap, penataan ruang risiko dari kejadiaan gempa bumi yang mungkin akan terulang di kemudian hari dapat diminimalkan.
"Selain itu upaya penguatan regulasi kebencanaan di daerah (dalam bentuk Peraturan Daerah atau peraturan lainnya) tentunya turut mendukung upaya pengurangan risiko bencana gempa bumi," tutup dia. (RMA)
Baca Juga: Gunung Semeru Alami 19 Kali Gempa Letusan, Asap Kawah Tidak Teramati
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024