CARITAU JAKARTA – Jeda waktu sekitar delapan bulan antara penetapan hasil Pilpres 2024 dengan pelantikan presiden terpilih akan melahirkan periode lame duck atau ‘bebek lumpuh’, di mana dikhawatirkan memunculkan dualisme kepemimpinan nasional antara presiden petahana yang masih menjabat dan presiden terpilih.
“Periode lame duck bisa menimbulkan konsekuensi lunturnya pengaruh Presiden petahana (Jokowi) di kalangan birokrasi. Dengan demikian ide memperpendek periode tersebut patut dipertimbangkan,” kata Sirojuddin Abbas, Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada webinar Moya Institute bertajuk ‘Pemisahan Pilpres dengan Pileg: Tinjauan Strategis’ yang diselenggarakan daring pada Jumat (24/6/2022).
Baca Juga: KPU Harus Tetapkan Pasangan Capres dan Cawapres Tiga Hari Setelah Putusan MK
Menurut Fahri Hamzah, Wakil Ketua Umum Partai Gelora, jeda waktu delapan bulan antara pengumuman hasil Pilpres 2024 menuju pelantikan presiden terpilih bakal mengkhawatirkan karena muncul kemungkinan dualisme kepemimpinan nasional.
“Presiden terpilih dari Pilpres 2024 akan menjadi magnet bagi semua kekuatan politik. (Saat itu) Sebaiknya kita berikan kesempatan yang baik dan penuh bagi Presiden Joko Widodo untuk bekerja sampai masa jabatannya berakhir,” kata Fahri di Jakarta, Minggu (26/6/2022).
Fahri juga mengkhawatirkan jeda waktu yang cukup panjang dari pengumuman hasil Pilpres 2024 hingga pelantikan presiden pada Oktober 2024 akan membuyarkan konsentrasi pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Oleh karena itu Fahri berharap publik dan seluruh jajaran pemerintahan dapat memastikan pemerintahan Presiden Jokowi dapat berjalan dengan baik hingga masa jabatannya berakhir.
Pendapat senada disampaikan Direktur Eksekutif Moya Institute Hery Sucipto seperti dirilis Antara, bahwa periode lame duck bisa berdampak pada efektivitas pemerintahan Presiden Jokowi.
“Hasil Pilpres dan Pileg akan membuat siapa pun peserta kontestasi, baik partai politik maupun politisi, akan sibuk mengamankan keberlangsungan jejak politik mereka. Terbuka juga kemungkinan bahwa hasil Pileg akan memunculkan situasi riil yang berbeda dari konstelasi politik yang terbentuk prapemilu 2024," kata Hery.(BIM)
Baca Juga: KPU Ungkap Ada 35 Orang Petugas Badan Ad Hoc Meninggal Dunia dan 3.909 Sakit
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...