CARITAU JAKARTA - Pengamat politik universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin angkat bicara perihal kabar terkait tidak hadirnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) PDIP yang rencananya akan diselenggarakan pada Rabu (10/1/2024) mendatang.

Ujang menilai, jika Jokowi dikabarkan tidak datang, maka dapat menandakan hubungan Megawati dan Jokowi sedang tidak baik-baik saja.

Ia menyebut, tidak membaiknya hubungan antara Megawati dan Jokowi sudah terlihat disaat awal penyelenggaran kontestasi Pilpres 2024.

Meski masih aktif sebagai kader partai, Jokowi acapkali diisukan telah berbeda jalur dengan Megawati. Dugaan itu semakin menguat, pada saat putra sulung Jokowi resmi mendampingi Prabowo sebagai Cawapres dalam Pemilu 2024.

"Kalau pak Jokowi tidak hadir itu artinya tanda jelas ya bahwa itu hubungan antara Jokowi dan PDIP sudah bercerai," kata Ujang, Jumat (5/1/2023). 

Menurutnya, hubungan antara keduanya saat ini sedang dilanda keretakan, lantaran berbeda kepentingan politik untuk merebut kekuasaan pemerintahan.

"Sudah berpisah sudah beda jalan dan sudah beda kepentingan," ujar Ujang. 

Disisi lain, dirinya melihat, meski Jokowi dan Gibran tak kunjung dipecat dari statusnya sebagai kader PDIP, tapi sosok anak dan bapak itu diyakini sudah tak lagi memiliki ikatan secara batin baik dengan Megawati ataupun PDIP.

Ia menambahkan, selain itu, meski masih aktif di PDIP saat ini nampaknya Jokowi sudah tidak lagi memiliki peran penting dalam memenangkan partai logo banteng merah itu di Pemilu 2024. 

"Artinya walaupun Jokowi masih kader PDIP dan belum dipecat, tetapi secara batin sudah tidak ada keterikatan, secara kepartaian juga dianggap sudah tidak lagi mendukung PDIP ataupun Paslon yang diusung," terang Ujang

"Jadi saya melihat kalau Jokowi dipastikan tidak hadir, artinya ini pertarungan pilpres memang nyata seperti analisa saya dari dulu bahwa hubungan PDIP dan Jokowi tidak baik," sambungnya. (GIB/DID)