CARITAU JAKARTA – Isu soal putusan PN Jakarta Pusat soal penundaan Pemilu 2024 jadi salah satu pembahasan pada Pidato Politik Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Tennis Indoor Senayan, Selasa (14/3/2023).

AHY mengaku khawatir apabila Pemilu 2024 ditunda karena akan ada chaos politik karena secara yuridis, pemerintahan Joko Widodo akan berakhir pada 20 Oktober 2024. 

Baca Juga: Sehari Menjabat Menteri ATR, AHY Klaim Akan Tuntaskan Isu-Isu Sengketa Tanah

“Pertanyaannya begini apa iya ada Plt (pelaksana tugas) presiden?” kata AHY dalam pidato politiknya.

Selain kekosongan jabatan di level eksekutif, AHY juga menyebut bidang legislative yang nanti akan menyisakan persoalan ribuan kursi yang harus diisi oleh Plt jika Pemilu ditunda. 

"Apa iya akan ada ratusan Plt anggota DPR RI dan DPD RI? Apa iya akan ada ribuan Plt anggota DPRD provinsi kabupaten kota?" kata putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY ini.

Untuk itu, ia menyebut sikap mayoritas rakyat adalah menolak penundaan pemilu ini. AHY mengklaim rakyat yang ia temui di seluruh pelosok negeri, menolak penundaan Pemilu 2024. 

"Memang, saat ini banyak orang takut bicara. Banyak yang takut ditangkap, jika berseberangan dengan sikap penguasa. Tetapi, untuk hal- hal yang sangat prinsip dan menyangkut hajat hidup mereka, rakyat masih berani untuk bersuara lantang. Rakyat yang saya temui di seluruh pelosok negeri, menolak penundaan Pemilu 2024," kata AHY.

Dampak dari penundaan pemilu ini, kata AHY, akan membuat negara Indonesia akan dilihat dunia sebagai 'Banana Republic'. Dia khawatir situasi negara menjadi krisis karena tidak memiliki legitimasi yang kuat.

"Saya khawatir, dunia akan melihat Indonesia sebagai 'Banana Republic', karena semua pejabat negara menduduki kursi kekuasaan tanpa mandat rakyat, tanpa Pemilu. Tidak memiliki legitimasi yang kuat sehingga kekuasaan yang dimiliki menjadi tidak sah, dan tidak halal," pungkas dia. (FAR)

Baca Juga: AHY Ajak Masyarakat Surabaya Menangkan Prabowo-Gibran