CARITAU JAKARTA - Ada upaya untuk menjegal mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam kontestasi politik 2024, diungkapkan budayawan Jaya Suprana. Parahnya, ada perintah kriminalisasi Anies Baswedan dalam berbagai kasus.

Bos Museum Rekor Indonesia (MURI) ini mengakui, calon presiden (Capres) yang diusung Partai NasDem tersebut sedang diterpa berbagai fitnah yang sengaja dibuat pihak tertentu untuk menyudutkannya.

Baca Juga: Fahri Hamzah Ajak Paslon 01 dan 03 Bergabung Dukung Prabowo-Gibran

Fitnah, itu lanjut dia, jelas sangat keji, sebab apapun kebijakan yang dibuat Anies ketika masih menjabat Gubernur DKI Jakarta selalu digiring dengan opini miring sehingga terkesan semua kebijakan itu salah.

“Sahabat kita, Pak Anies Baswedan, bagaimana beliau itu sekarang difitnah habis-habisan. Saya bukan tim sukses beliau, bukan. Tapi saya melihat bagaimana beliau difitnah, apa pun yang dia lakukan itu kan (dibilang) nggak ada yang bener.” kata Jaya Suprana dalam sebuah video yang diunggah loyalis Anies Baswedan Andi Sinulingga di laman twitternya dilansir Jumat (20/1/2023). 

Fitnah lain yang tak kalah kejam lanjut Jaya Suprana adalah penggiringan opini masyarakat dengan menggambarkan Anies Baswedan adalah pejabat yang memang tak punya kerjaan. Padahal kata Jaya Suprana, selama menjabat Gubernur DKI Jakarta, Anies menorehkan sejumlah prestasi mentereng.

“Sampai ada yang bilang ‘dia kerjanya apa?’, padahal kerja dia banyak," ujarnya.

“Dan yang paling hebat itu apa? Banjir itu dianggap adalah kesalahan Anies, sampai banjir di New York pun itu salahnya Anies karena beliau pada posisi harus bersalah,” tambahnya. 

Dalam video tersebut Jaya Suprana juga menyinggung upaya untuk mengkriminalisasi Anies Baswedan dengan menyeretnya ke dalam berbagai kasus pidana, tujuannyai, Anies dijebloskan ke dalam penjara sebelum eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu maju pada Pilpres 2024 mendatang.

“Saya tahu benar memang ada pihak tertentu yang mau menghabisi Anies. ‘Pokoknya Anies harus pakai jas oranye, walaupun nggak ada alasannya, cari alasannya, bikin alasannya’, itu perintah. Saya dengar sendiri,' tuntasnya. (DID)

Baca Juga: KPU Kerap Ubah Aturan, Pengamat: Pemilu 2024 Banyak Rekayasa