CARITAU JAKARTA - Nama putri KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid, digembar-gemborkan masuk dalam bursa calon wakil presiden (cawapres)nya, Anies Baswedan. Sedangkan pengumuman cawapres akan disampaikan Anies Baswedan sepulang dari ibadah haji.
Peneliti Senior Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam mengatakan, masuknya nama Yenny Wahid dalam bursa calon wakil presiden akan membawa efek kejut pada kemenangan Anies Baswedan di Pilpres 2023.
Baca Juga: Tim Hukum Prabowo: Dalil Tim Ganjar dan Anies Keluar dari Hukum Acara
Ia menilai, putri almarhum Gus Dur ini akan mengisi kelemahan Anies Baswedan, terutama di wilayah Jawa Timur yang notabene merupakan basis massa Islam tradisional yang direpresentasikan Nahdlatul Ulama (NU). Sehingga ia mampu menarik dukungan warga nahdliyin maupun Gusdurian.
Menurutnya, komposisi itu Anies-Yenny akan menjadikan pasangan yang lebih kompetitif pada Pilpres 2024. "Sejauh ini memang nama Mbak Yenny berada di peringkat tengah, tapi ceruk Mbak Yenny ceruk milenial, Nahdliyyin dan gen Gus Dur ya," kata Surokim dikutip Senin (3/7/2023).
Surokim yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya Universitas Trunojoyo Madura itu menambahkan, Anies membutuhkan sosok yang kuat mengisi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain itu, dia menyebut sosok tersebut harus dari kalangan Nahdlatul Ulama atau NU.
Ia memandang sosok dari Jawa Timur yang berlatar NU nantinya bisa membantu Anies Baswedan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan, Anies Baswedan bisa fokus memperkuat basis pemilihnya di wilayah lain.
"Jadi jika dilihat dari faktor itu, mungkin bisa jadi Mbak Yenny lebih kompetitif, bisa menjadi alternatif karena kan sejauh ini dia relatif independen, tokoh independen yang mungkin bisa komunikasi dengan lintas partai termasuk mungkin untuk bisa diterima oleh koalisi," paparnya.
"Memang agak sulit mencari tokoh yang betul-betul sempurna untuk mematuhi prasyarat menjadi calon wakil presiden tapi masuknya Mbak Yenny menurut saya kejutan," lanjut dia.
Surokim menilai, memasangkan Yenny dengan Anies merupakan sebuah terobosan bagus, pasalnya selain sebagai tokoh NU, Yenny juga dinilai sebagai tokoh politik muda yang dekat dengan milenial.
“Mbak Yenny itu kan tokoh politik milenial muda, ini sebuah terobosan karena yang disasar kan pemilih mudanya itu dan saya kira Mbak Yenny kompetitif di segmen suara itu,” jelasnya.
Lebih lanjut Surokim menyebut, Yenny Wahid dapat menjadi calon wakil presiden berlatar belakang tokoh perempuan NU dan berpotensi mampu menggaet suara dari kalangan perempuan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Al-Habsyi, mengatakan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) akan mengumumkan bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal capres Anies Baswedan. Pengumuman dilakukan setelah Anies kembali ke Tanah Air usai menjalani ibadah Haji.
Namun, Aboe tak mengungkapkan tanggal pasti pengumuman cawapres pendamping Anies tersebut. Dia juga tak mengungkapkan tanggal kepulangan Anies dari Mekkah, Arab Saudi. “Nanti kita tunggu pada tanggal datangnya ya. Begitu (datang), kita atur waktunya. Lebih kurang, plus minus kita umumkan (sosok cawapres),” ujar Aboe.
Di tanya sosok pendamping Anies yang akan diumumkan, Aboe enggan menyampaikannya. Dia mengeklaim bahwa sosok cawapres itu sudah ada pada Anies. “Tinggal menunggu diumumkan pada waktunya. (namanya) sudah ada di kantong,” ujarnya.
Sejumlah nama tokoh nasional masuk dalam bursa cawapres pendamping Anies. Beberapa di antaranya adalah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Yenny Wahid yang merupakan putri Gus Dur.
Menanggapi komentar nama Yenny Wahid dan Khofifah Indar Parawansa masuk dalam bursa cawapres Anies Baswedan, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, itu sangat terbuka.
Pun demikian, baik Yenny maupun Khofifah belum mumpuni secara elektabilitas. Tingkat elektoral keduanya di klasemen cawapres berada di papan bawah, tertinggal dari nama-nama lainnya.
“Yenny dan Khofifah juga dihadapkan pada tantangan masih terbatasnya tingkat elektabilitas personal yang masih belum kompetitif,” kata Umam.
Lebihlanjut ia menjelaskan, Yenny dan Khofifah merupakan figur yang sama-sama dekat dengan kalangan Nahdlatul Ulama (NU) yang sebagian besar massanya tersebar di Jawa Timur. Oleh karenanya, menggandeng salah satu di antara keduanya dianggap hanya akan memperkuat suara di Jatim, tidak dengan wilayah lain.
“Sehingga, mencawapreskan Yenny dan Khofifah untuk mendampingi Anies kemungkinan basis dukungannya akan optimal di Jawa Timur saja, namun melemah di provinsi-provinsi yang lain, terutama di luar Jawa,” ujar Umam.
Selain itu, lanjut Umam, wacana menjodohkan Anies dengan Yenny atau Khofifah kemungkinan besar akan terganjal restu partai koalisi. (DID)
Baca Juga: Tim Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Tegaskan, Tak Ada Intervensi dalam Pilpres 2024
anies baswedan yenny wahid koalisi perubahan efek kejut menangkan pilpres 2024 pemilu 2024
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...