CARITAU BOGOR – Juru Bicara SMA I Dramaga, Baitul Harahap membenarkan pemeriksaan terhadap siswi yang sedang datang bulan.
Namun, pihaknya membantah semua kabar yang beredar tentang siswi diminta membuka celana dalam untuk membuktikan sedang mengalami menstruasi. Kendati demikian, pihaknya mengakui adanya pemeriksaan dengan cara meraba-raba rok yang dipakasi siswi SMA tersebut.
Baca Juga: Penyisiran Serpihan Amunisi Pasca Kebakaran dan Ledakan Gudang Peluru
"Biasanya, yang memeriksa siswi lain. Itupun diminta persetujuan lebih dahulu. Pemeriksaan berlangsung sedikit aja, jika siswi itu memakai pembalut maka kami simpulkan ia datang bulan," papar dia.
Kata dia, pihak sekolah melakukan itu semua demi mengetes kejujuran siswi untuk ikut Salat Duha berjamaah. Pasalnya, belakangan banyak siswi yang mengaku sedang menstruasi untuk menghindari peribadatan.
"Peristiwa ini terjadi secara sponstan, melihat siswi semakin banyak yang tidak ikut Salat Duha gitu. Memang, siklusnya seperti itu, tapi kok ini tambah banyak. Dan kejadian ini adalah yang pertama kali, sebelumnya tidak pernah," imbuhnya.
Baitul juga menyebut, para siswi yang tidak salat itu dikumpulkan oleh guru perempuan di sebuah ruangan. "Jadi hanya menanyakan begitu aja, 'kamu datang bulan?'. Terus ada juga anak-anak ditanya ibu gurunya, 'kamu sudah selesai datang bulannya, cuma belum mandi wajib' juga dipisahkan lagi," tambahnya.
Menyikapi kasus tersebut, Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bogor menyebut sudah meninjau polemik pemeriksaan celana dalam siswi yang sedang haid tersebut. KPAD menyebut berita yang sudah beredar tersebut tidak sesuai dengan kejadian sebenarnya.
"KPAD telah melakukan kunjungan untuk konfirmasi dan klarifikasi terkait pemberitaan yang beredar di media tentang adanya kasus dugaan pemeriksaan celana dalam siswi yang sedang haid. Namun, kami menyimpulkan berita yang sudah beredar tersebut tidak sesuai dengan yang terjadi sebenarnya," kata komisioner KPAD Kabupaten Bogor, Heni Rustiani, melalui keterangannya, Rabu (21/9).
Seperti yang diterangkan pihak sekolah, Heni menyebut kejadian itu bermula saat kecurigaan guru muncul karena semakin sedikit siswi yang mengikuti salat Duha dengan alasan sedang haid. Kemudian guru mengumpulkan siswi tersebut di satu ruangan.
"Pemeriksaan dilangsungkan dengan memegang bagian belakang siswi oleh sesama siswi lainnya untuk memastikan ada pembalut yang digunakan atau tidak," tutup dia. (RMA)
Baca Juga: Atap Ruang Kelas SDN Polisi 1 Kota Bogor ambruk
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024