CARITAU DEPOK –Universitas Indonesia (UI) mengadakan konferensi internasional bertema ‘Boosting Indonesia’s Role in G20 Presidency 2022’, Rabu (15/6/2022) yang dilaksanakan secara luring dan daring guna mendukung penyelenggaraan Presidensi G20 dan memberikan policy brief.
Wakil Rektor Bidang Riset drg. Nurtami, Ph.D., mengatakan bahwa konferensi internasional yang dilaksanakan secara luring, di Hotel JW Marriott, Jakarta itu dirancang sebagai forum pertukaran ide.
Baca Juga: Anne Hathaway Soroti Inklusivitas Bagi Perempuan
"Konferensi ini mempertemukan para ilmuwan dan pemangku kebijakan untuk merumuskan policy brief dalam mendukung Presidensi Indonesia pada G20," katanya dalam keterangannya, Rabu (15/6/2022).
Selain itu juga merumuskan rekomendasi kebijakan yang berbasis evidence merupakan bentuk kontribusi ilmuwan dalam menerjemahkan hasil-hasil penelitian sehingga memiliki implikasi praktis bagi pemangku kebijakan dan masyarakat.
Pada konferensi yang berlangsung selama dua hari itu, rumusan policy brief yang telah disusun oleh para peneliti UI dari berbagai bidang ilmu, serta paparan dari enam ilmuwan dunia akan dipresentasikan dan didiskusikan.
"Kegiatan ini juga menjadi hub para ilmuwan yang tersebar di seluruh Indonesia untuk menuangkan ide serta gagasan yang InsyaAllah bisa dirumuskan bersama," katanya.
Dengan ini kami berharap bahwa UI berkontribusi memberikan hasil pemikiran dan hasil riset yang dapat berdampak bagi masyarakat Indonesia maupun global dalam rangka menyambut Presidensi G20 Indonesia 2022.
Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional dan G20 Finance Deputy, Dr. Wempi Saputra dan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan juga selaku Co-Sous Sherpa G20 Indonesia Ferry Ardiyanto, Ph.D., hadir sebagai keynote speaker dalam konferensi internasional hari pertama yang memberikan pemaparan pemantik isu sebagai bahan diskusi.
Wempi Saputra, memaparkan update dari enam agenda prioritas Finance Track dan fokus tiga prioritas presidensi G20 Indonesia.
Ia berharap policy brief dan hasil riset dari UI sebagai masukan bagi Leaders' Declaration di bulan November 2022 yang akan dicantumkan dalam konsesus global.
Selanjutnya, Wempi mengungkapkan tiga risiko utama di dunia saat ini di dalam Finance Track dari sisi agenda Global Economic and Risk.
Risiko pertama adalah risiko geopolitik terkait perang antara Rusia dan Ukraina, yang membutuhkan masukan dari para pakar dan peneliti dari Hubungan Internasional. Risiko kedua adalah dampak ekonomi mikro dari perubahan iklim, dan risiko ketiga adalah tantangan untuk mengatasi pandemi dan luka yang disebabkan berlangsungnya pandemi.
Wempi menjelaskan pandemi menyebabkan luka (scar) pada berbagai sektor perekonomian, di antaranya menurunnya produktivitas & investasi, job loss, learning loss, dan sektor-sektor lain yang bangkrut.
Ia juga mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan strategi reformasi struktural terintegrasi. Menurutnya, sebagian dari strategi reformasi tersebut akan berujung pada transformasi ekonomi yang pada tahun 2045 Indonesia menjadi negara maju.(HAP)
Baca Juga: Elon Musk Sebut Indonesia Punya Masa Depan Cerah Lewat Kombinasi Anak Muda dan Kekayaan Energi
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...