CARITAU JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan sejumlah faktor yang mempengaruhi peningkatan konsentrasi PM2.5 yang terjadi di Jakarta dalam beberapa hari terakhir.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca di Makassar Hari Ini: Cerah-Berawan Hingga Sore Hari
Berdasarkan analisis BMKG, konsentrasi PM2.5 di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi, baik yang berasal dari sumber lokal seperti transportasi dan residensial, maupun dari sumber regional dari kawasan industri dekat dengan Jakarta.
Emisi ini dalam kondisi tertentu yang dipengaruhi oleh parameter meteorologi dapat terakumulasi dan menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi yang terukur pada alat monitoring pengukuran konsentrasi PM2.5.
Selain itu, proses pergerakan polutan udara seperti PM2.5 dipengaruhi oleh pola angin yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Angin yang membawa PM2.5 dari sumber emisi dapat bergerak menuju lokasi lain sehingga menyebabkan terjadinya potensi peningkatan konsentrasi PM2.5.
"Pola angin lapisan permukaan memperlihatkan pergerakan massa udara dari arah timur dan timur laut yang menuju Jakarta, dan memberikan dampak terhadap akumulasi konsentrasi PM2.5 di wilayah ini," kata Urip.
Faktor lainnya yang mempengaruhi peningkatan PM2.5, yakni tingginya kelembaban udara relatif yang menyebabkan peningkatan proses adsorpsi (perubahan wujud dari gas menjadi partikel). Proses ini menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi PM2.5 yang difasilitasi oleh kadar air di udara.
Selain itu, kelembapan udara relatif yang tinggi dapat menyebabkan munculnya lapisan inversi yang dekat dengan permukaan. Lapisan inversi merupakan lapisan di udara yang ditandai dengan peningkatan suhu udara yang seiring dengan peningkatan ketinggian lapisan.
"Dampak dari keberadaan lapisan inversi menyebabkan PM2.5 yang ada di permukaan menjadi tertahan, tidak dapat bergerak ke lapisan udara lain, dan mengakibatkan akumulasi konsentrasinya yang terukur di alat monitoring," paparnya.
Menurut Urip, peningkatan konsentrasi PM2.5 yang berdampak pada penurunan kualitas udara di Jakarta ini memberikan pengaruh negatif pada individu yang memiliki riwayat terhadap gangguan saluran pernapasan dan kardiovaskuler.
"Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk dapat mengurangi aktivitas di luar ruangan dan menggunakan pelindung diri seperti masker yang sesuai untuk dapat mengurangi tingkat paparan terhadap polutan udara," pungkasnya.(HAP)
Baca juga :
Senin Pagi Ini, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Dunia Tembus Indeks 180
Udara Buruk DKI Jakarta karena Polusi Kendaraan Pribadi
Air Purifier, Solusi Menghirup Udara Sehat dan Segar di Tengah Tingginya Polusi Perkotaan
Berikut Rekomendasi Produk Air Purifier, Udara Jakarta Terburuk Dunia
Kualitas Udara di Jakarta Terburuk di Dunia, Netizen Malah Ribut Salah Anies atau Jokowi
Jakarta Peringkat Nomer Satu Kota Dengan Kualitas Udara Paling Buruk di Dunia
Sejak Anies Gitu-Gitu Aja, Fraksi PSI Minta DKI Kolaborasi Daerah Penyangga Atasi Polusi
Akhir Pekan, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Ke-3 di Dunia
Polusi Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Anggota DPRD: Evaluasi Bagi Pemprov
Mengenal Microclimate, Iklim Skala Kecil yang Dipengaruhi Vegetasi dan Lingkungan
Baca Juga: BMKG: Gempa Tektonik Magnitudo 5,3 Guncang Maluku
Masuk Minggu Tenang, Pj Teguh Pastikan Jakarta Ber...
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...