CARITAU MINNESOTA - Seorang dosen bernama Erika Lopez Prater di Universitas Hamline di Kota Saint Paul, Negara Bagian Minnesota, Amerika Serikat (AS), tidak diperpanjang kontraknya karena karena menunjukkan lukisan abad ke-14 yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW. Dosen itu mengajar mata kuliah Seni Global sebagai adjunct professor atau profesor kontrak di sana.
Dalam peristiwa tersebut, seorang mahasiswa kemudian mengajukan keberatannya dengan tindakan Lopez Prater yang menayangkan gambar Nabi Muhammad saat kelas Seni Islam pada Oktober 2022 silam. Insiden ini kemudian memicu perdebatan.
Baca Juga: Lokakarya Melukis Flora di Bandung
"Seperti semua organisasi, terkadang kami salah langkah," jelas pimpinan Universitas Hamline, Fayneese Miller, dan Ketua Dewan Pengawas, Ellen Watters, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (20/1/2023).
"Ketika mendengar dan mendukung siswa Muslim kami, bahasa yang digunakan tidak mencerminkan sentimen kami terhadap kebebasan akademik. Berdasarkan semua yang telah kami pelajari, kami memutuskan penggunaan 'Islamophobia' adalah salah," lanjutnya.
Sementara itu, Lopez Prater berencana akan menggugat pihak kampus setelah insiden itu. Dalam gugatannya, ia menuduh Universitas Hamline melakukan diskriminasi agama, pencemaran nama baik, dan merusak reputasi Lopez Prater sebagaimana dilansir dari New York Times, Kamis (19/1/2023).
"Komentar [yang menuduh Lopez Prater adalah Islamophobia] seperti ini, yang telah diterbitkan dalam berita di seluruh dunia, akan menghantui Dr Lopez Prater sepanjang kariernya, yang berpotensi mengakibatkan ketidakmampuan untuk mendapatkan posisi tetap di lembaga pendidikan tinggi mana pun," kata pengacara Lopez Prater.
Melalui pengacaranya, Lopez Prater mengaku sudah memberikan peringatan, bahkan menuliskan ke silabus, dan memperingatkan kembali sebelum menunjukkan gambar itu. Lopez Prater juga menawarkan diri untuk berbicara dengan mahasiswa yang tak nyaman dengan penayangan gambar itu.
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) nasional juga telah mempertimbangkan masalah tersebut. Pihaknya menggarisbawahi perbedaan antara menunjukkan penggambaran Nabi Muhammad untuk tujuan akademis dan untuk tujuan jahat.
"Berdasarkan apa yang kami ketahui sampai saat ini, kami tidak melihat bukti mantan Profesor Ajun Universitas Hamline Erika Lopez Prater bertindak dengan niat Islamofobia atau terlibat dalam perilaku yang memenuhi definisi kami tentang Islamofobia," tulis CAIR.
Seorang perempuan berusia 23 tahun, Aram Wedatalla, mengaku sebagai mahasiswa yang mengajukan keluhan terhadap Lopez Prater.
"Sungguh menghancurkan hati saya bahwa saya harus berdiri di sini untuk memberi tahu orang-orang bahwa suatu hal adalah tindak Islamofobia dan suatu hal yang benar-benar menyakiti kita semua, bukan hanya saya," kata Presiden Asosiasi Mahasiswa Muslim Hamline itu saat konferensi pers cabang CAIR di Minnesota. (IRN)
Baca Juga: Edo Makarim Merekam Jejak Cinta dan Perjalanan Hidup dalam Pameran ‘Tapak Katresnan’
erika lopez prater universitas hamline nabi muhammad lukisan gambar islamophobia dewan hubungan amerika-islam cair
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...
Pertarungan Dukungan Eks Gubernur Foke dan Anies v...
Buka 35.000 Lowongan Pekerjaan, Pj Teguh Resmikan...
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...