CARITAU RAMADHAN – Masjid Tua Al Hilal atau orang biasa menyebutnya Masjid Tua Katangka merupakan masjid yang ada pertama kali di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Masjid yang terletak di Jalan Syech Yusuf, Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa sudah berdiri sejak 1603 Masehi.
Baca Juga: Jangan Lewatkan Tarawih Malam Pertama, Ini Keutamaan dan Fadhilahnya
Seorang Pengurus Masjid Tua Katangka, Dg Hela mengatakan, masjid ini pada masa pemerintahan pemimpin Gowa XIV yakni I Mangarangi Daeng Manrabbia.
"I Mangarangi Daeng Manrabbia adalah raja Gowa pertama yang memeluk agama Islam dan kemudian memakai gelar Sultan Alauddin I (1596-1639 M)," ungkapnya saat ditemui di Masjid Tua Katangka, Senin (4/4/2022).
Sebagai raja pertama yang memeluk agama Islam, Sultan Alauiddin I kemudian mencetuskan pembangunan masjid ini.
"Pada awal pembangunannya, Masjid Katangka ini masih berupa langgar sederhana. Langgar tersebut kemudian diperbesar dan menjadi sebuah masjid seiring dijadikannya Islam sebagai agama resmi di Kesultanan Gowa," ujarnya,
Akan tetapi, kata dia, Masjid tersebut telah mengalami tujuh kali renovasi namun tidak merubah bentuk keaslian masjid tersebut, di mana renovasi pertama dilakukan oleh Raja Gowa yang ke-30 maulana Sultan Abdul Rauf, pada tahun 1800 dan terakhir direnovasi pada tahun 1980 oleh Gubernur Sulawesi Selatan.
"Masjid ini sudah beberapa kali direnovasi tetapi tidak merubah bentuknya, masyarakat tetap mempertahankan bentuk keaslian masjid itu," bebernya.
Atap masjid dulunya menggunakan sirat atau kayu tetapi di tahun 1.800 diganti menjadi genteng yang dipesan langsung dari Belanda.
"Memang pada saat belanda datang menjajah itu orang nasrani tapi masih memberikan bantuan agar dapat menjalin hubungan dagang antar Gowa, namun hanya semata-mata menguntungkan bagi Belanda," bebernya.
Dg Leha juga membeberkan, masjid yang didirikan di atas tanah berukuran sekitar 10 are ini dengan luas bangunan fisik masjid 12x12 meter persegi.
"Sesuai surat sertifikat itu kurang 12x12 meter, itu luas bangunan fisiknya, ini tanah wakaf raja, dan disekelilingnya juga merupakan makam raja-raja terdahulu," jelasnya.
Kata dia, bangunan masjid katangka ini memiliki beberapa peninggalan yang masih asli seperti mimbar beserta keramiknya, jendela dan tembok masjid.
Selain itu di depan mimbar terdapat dua bendera berwarna putih dan hijau yang bertuliskan kalimat tauhid.
"Awalnya saat khotbah jumat berlangsung terdapat dua prajurit yang berjaga sambil memegang tombak yang di ujung tombak terdapat dua bendera tersebut, di mana makna bendera putih tersebut bermakna kesucian sementara Hijau bermakna ketentraman, sampai saat ini bendera tersebut masih dipajang di depan mimbar," tandasnya.
Masjid Katangka tidak hanya dibangun begitu saja, menurutnya mulai dari pintu hingga kubah memiliki makna tersendiri.
"Lima pintu yang bermakna lima rukun islam yang ke lima, enam jendela maknanya rukun iman yang keenam, empat tiang penyangga yang bermakna empat sahabat nabi, dan kubah masjid yang bersusun dua menandakan dua kalimad syahadat," ujarnya. (KEK)
Baca Juga: Gubernur Sulsel Ajak Masyarakat Makmurkan Masjid di Bulan Ramadhan dengan Prokes Ketat
masjid pertama di sulsel puasa ramadhan rohani tonggak sejarah masjid tua katangka
Viral! Video Oknum Relawan Paslon Kotabaru 02 H Fa...
Cara Upgrade Skill Gaming dengan Samsung Galaxy A1...
Masuk Minggu Tenang, Pj Teguh Pastikan Jakarta Ber...
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...