CARITAU JAKARTA – Ide memasangkan Anies Baswedan dengan Sandiaga Uno ditentang habis-habisan oleh Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat (PD) Andi Arief. Ia mengatakan PD menolak jika Sandiaga Uno menjadi calon wakil presiden Anies Baswedan karena Sandiaga bukanlah sosok perubahan.
"Walaupun menjadi wapres menjadi hak setiap orang, tapi komitmen perubahan dari 3 partai, PKS, Demokrat dan NasDem itu sudah terikat pada semacam perjanjian yang ditandatangani oleh 3 ketua umum partai, mengikuti kontestasi capres dan cawapres ini kan memperbaiki keadaan, bukan seperti Indonesian Idol yang penting muncul, setiap ada ini muncul dan Demokrat punya catatan dan pasti akan menolak kalau Pak Sandi Uno," kata Andi Arief kepada wartawan, Minggu (9/4/2023).
Baca Juga: Melalui Mekanisme Gugatan ke MK, Sandiaga Optimistis PPP Lolos ke Parlemen
Lebih jauh, Andi Arief mencium strategi lama Sandiaga yang berpura-pura pindah partai saat kontestasi pilpres. Diketahui, strategi itu pernah ditempuh Sandi ketika pindah dari Gerindra ke PAN pada Pemilu 2019 agar bisa berpasangan dengan Prabowo Subianto. Saat inipun, desas-desus bahwa Sandiaga Uno akan bergabung dengan PPP sudah berhembus kencang.
"Kenapa, karena dulu juga berpura-pura pindah ke PAN berpasangan juga dengan Pak Prabowo. Sekarang dengan strategi yang sama pindah ke PPP. Jadi apa ya, gaya pemodal berpolitik kita menolak, pasti output-nya tidak akan menghasilkan perubahan apa-apa," jelasnya.
Selain itu tambah Andi Arief, Partai Demokrat juga belum mendengar komitmen perubahan dari Sandiaga Uno. Andi Arief menyarankan agar Sandiaga fokus menuntaskan kerjanya di pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Karena Demokrat punya catatan dan komitmen perubahan dari Pak Sandi kan belum kita dengar, dia bahkan bagian dari kekuasaan, menikmati itu. Berkampanye untuk kekuasaan juga, jadi menurut saya pola pikir bahwa semua mentang-mentang termasuk pemodal yang berpolitik tidak semua partai bisa dibeli, tidak semua partai bisa diakali, kami tegas menolak kalau Pak Sandi Uno," jelasnya.
Andi Arief juga menyinggung soal politik identitas yang muncul pada Pilkada DKI tahun 2017 yang menurutnya juga atas kontribusi dari Sandiaga.
"Yang lebih ideologis sebetulnya politik identitas ini kan sejak Pak Sandi muncul di Jakarta, jadi kita tidak ingin Anies masuk kembali dalam politik identitas. Awal Pilkada DKI kan Pak Sandi punya sumbangsih cukup besar terhadap politik identitas. Di mana-mana di dunia ini borjuasi memang bisa memainkan politik identitas, karena itu kita menolak dan Anies harus menjadi pimpinan negara, artinya capres yang mengandalkan garis tengah," pungkasnya. (FAR)
Baca Juga: Ganjar dan Gibran Sudah, Kapan Anies Kunjungi IKN?
andi arief tolak sandiaga sandiaga uno cawapres anies anies baswedan partai demokrat
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024