CARITAU JAKARTA - The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) mengutuk keras pemboman militer Myanmar di sebuah desa di wilayah Sagaing Tengah. Kejadian tersebut sendiri menewaskan ratusan orang, termasuk anak-anak.
ASEAN mendesak Myanmar harus menghentikan segala bentuk kekerasan, terutama kekerasan terhadap warga sipil.
Baca Juga: ASEAN Sepakati Pedoman Anti Hoaks Usulan Indonesia
“ASEAN mengutuk keras laporan serangan udara baru-baru ini yang dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Myanmar di desa Pa Zi Gyi,” kata blok regional tersebut. Segala bentuk kekerasan harus segera diakhiri, terutama penggunaan kekerasan terhadap warga sipil.
“Ini akan menjadi satu-satunya cara untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi dialog nasional yang inklusif untuk menemukan solusi damai yang berkelanjutan di Myanmar," tegas ASEAN dalam pernyataanya, dikutip Al Jazeera.
Junta militer Myanmar telah mengonfirmasi pada Rabu (12/4) pagi bahwa pihaknya telah 'meluncurkan serangan udara terbatas' setelah menerima informasi dari warga setempat soal acara yang menandai pembukaan kantor pasukan pertahanan lokal terkait oposisi yang melawan pemerintah junta.
Serangan udara itu memicu kecaman dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan negara-negara Barat.
Laporan media mengatakan sebanyak 100 orang tewas ketika jet tempur menjatuhkan bom di balai komunitas pada Selasa pagi. Saksi mata mengatakan helikopter tempur mengikuti, menembak korban selamat dan menghambat upaya penyelamatan.
Seorang penduduk desa yang berbicara kepada kantor berita AFP memperkirakan sekitar 80 mayat telah dikremasi pada hari Rabu, dengan tim penyelamat menghentikan upaya untuk menemukan sekitar 40 mayat lagi 'karena kami takut akan lebih banyak serangan udara'.
Jika dikonfirmasi, jumlah korban akan menjadikan serangan itu paling mematikan sejak militer di bawah Jenderal Senior Min Aung Hlaing menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi dan partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Banyak legislator yang digulingkan oleh para jenderal adalah bagian dari NUG.
ASEAN, sebuah blok regional beranggotakan 10 negara yang mencakup Myanmar dan memiliki prinsip lama untuk tidak ikut campur dalam urusan kedaulatan anggotanya, memimpin upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik tersebut.
Namun blok regional, yang menyepakati rencana perdamaian lima poin dengan Min Aung Hlaing tak lama setelah kudeta, hanya membuat sedikit kemajuan.
Rencana perdamaian menyerukan diakhirinya permusuhan dan dialog inklusif tetapi kekerasan di negara itu semakin meningkat. Serangan di Pa Zi Gyi terjadi beberapa hari setelah pertempuran sengit di negara bagian Karen selatan membuat ribuan orang melarikan diri melintasi perbatasan ke Thailand.
Kelompok HAM mengatakan konflik itu telah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan sekitar 1,2 juta orang mengungsi di seluruh Myanmar. Dua tahun setelah kudeta, PDF dan kelompok bersenjata etnis yang menentang militer terus menyangkal kendalinya atas sebagian besar negara.
Min Aung Hlaing, bagaimanapun, menolak untuk terlibat dengan NUG, menyebut lawannya "teroris" untuk menghancurkan negara. ASEAN telah menghukum Myanmar karena kurangnya kemajuan dalam rencana perdamaian dengan melarangnya dari KTT blok tersebut, tetapi beberapa anggota telah menyerukan tindakan yang lebih keras.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, selama kunjungan ke Filipina pada bulan Mei, mengatakan ASEAN harus membuktikan bahwa ASEAN “relevan” dalam membantu menyelesaikan krisis di Myanmar dan meminta blok tersebut untuk lebih tegas.
“Kita tidak bisa melihat ini murni sebagai masalah internal, jadi saya telah meminta teman-teman di ASEAN untuk mengatakan, kita harus lebih tegas,” kata Anwar kepada saluran berita ANC.
“Jika perlu libatkan angkatan bersenjata negara ini karena terkadang junta militer tidak memahami narasi sipil," tegas dia. (RMA)
Baca Juga: PLTU Suralaya dan 5 Pembangkit PLN Grup Raih 7 Penghargaan Tingkat ASEAN
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024