CARITAU JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan bahwa pertumbuhan industri fintech Indonesia tiap tahun mencapai 39 persen khususnya di masa pandemi Covid-19. Angka ini merupakan yang tertinggi kedua di antara negara-negara G20.
Menurut Jerry, pertumbuhan ini mengisyaratkan potensi dan eksistensi fintech yang akan makin penting dalam ekonomi Indonesia. Hal tersebut menjadi salah satu butir utama yang disampaikan Wamendag saat menjadi pembicara utama pada BCG and AC Ventures Report Launch dengan tema, 'Shaping The Future of Fintecg in Indonesia' beberapa hari yang lalu.
Baca Juga: PLN Hadirkan UMKM Binaan di Bazar Merdeka Kementerian BUMN
Fintech sendiri adalah salah satu sektor dari industri digital secara keseluruhan. Karena itu, Jerry berharap fintech akan makin besar peranannya dalam sektor-sektor yang produktif sehingga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi.
Posisi fintech dalam sektor produktif menurutnya bisa dikembangkan mulai dari sektor mikro, kecil dan menengah. Syaratnya, semua pihak berkomitmen untuk membangun ekosistem yang aman dan saling menguntungkan.
Dalam dunia perdagangan sendiri menurut Jerry, fintech merupakan salah satu jalan keluar dari kebutuhan akan proses pembiayaan. Banyak pedagang kecil yang belum terjangkau oleh bank-bank konvensional.
Karena itu, Jerry berharap fintech makin familiar dan makin ramah bagi pelaku perdagangan di Indonesia, khususnya pedagang kecil. Hal ini karena perdagangan rakyat menjadi kegiatan penunjang utama ekonomi masyarakat sehingga harus didukung dengan kondisi yang menguntungkan bagi pelakunya.
"Fintech juga bisa mendukung kegiatan para pedagang, khususnya di pasar rakyat dan pasar tradisional, tentu dengan kondisi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pedagang itu sendiri" kata Wamendag.
Kementerian Perdagangan telah melakukan upaya-upaya dalam digitalisasi perdagangan, khususnya dalam pemanfaatan QRIS sebagai metode pembayaran. Menurut Jerry, fintech bisa terintegrasi dalam keseluruhan digitalisasi perdagangan jika syarat dan ketentuannya sesuai dengan kondisi pelaku perdagangan rakyat.
"Intinya, pedagangan di pasar rakyat dan pasar tradisional kan pedagang kecil. Jadi jika fintech ingin bersama-sama membangun ekosistem di sana, kondisi, ketentuan dan syaratanya juga harus mudah dan ramah bagi pedagang kecil" papar Wamendag.
Meskipun pelaku ekonomi kecil, pedagang di pasar rakyat dan pasar tradisional selama ini dikenal cukup berkomitmen dalam hal kepatuhan ketika berhubungan dengan institusi keuangan. Hal ini menurut Wamendag dibuktikan dengan hubungan mereka dengan BPR maupun dengan lembaga pembiayaan non konvensional.
Hubungan dengan fintech yanging menguntungkan akan menguntungkan semua pihak karena kegiatan ekonomi masyarakat akan lebih berjalan.
"Kita berharap ada singeri dan kolaborasi yang saling menguntungkan. Kemendag sudah menargetkan membina digitalisasi 1000 pasar rakyat dan i juta UMKM. Salah satu kebutuhan yang penting adalah hubungan pedagang dan UMKM dengan sektor pembiayaan dan lembaga keuangan. Kami berharap ke depan, ekosistem itu bisa terbentuk dan menjadi jalan keluar bagi peningkatan kesejahteraan pelaku ekonomi masyarakat" tutup Jerry. (DID)
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I/2024 Capai 5,17%
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...