CARITAU JAKARTA - Pengamat politik Citra Institute, Efriza menanggapi isu jatah dua jatah kursi menteri kepada Partai Nasional Demokrasi (NasDem) jika Prabowo-Gibran resmi dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden usai Pemilu 2024.
Jatah dua kursi menteri ke Partai NasDem itu muncul seiring bergulirnya dorongan penggunaan hak angket DPR RI dalam mendalami dugaan kecurangan Pemilu 2024.
Efriza menilai, bahwa tawaran dua kursi menteri tidaklah cukup menggiurkan bagi NasDem, lantaran partai yang dipimpin Surya Paloh itu sejauh ini dianggap sebagai partai nasionalis dengan nilai daya tawar mahal.
Ia menerangkan, hal itu dapat dilihat dalam beberapa tahun akhir yakni selama rekam jejak NasDem bergabung dua periode di dalam pemerintahan Presiden Jokowi.
Disisi lain, ia menyebut, posisi NasDem yang saat ini juga nampak tak menonjol meski telah mengusung Anies Baswedan pada Pilpres 2024 juga bisa jadi sebagai bentuk sikap akan bermanufernya NasDem ke koalisi pemerintahan selanjutnya.
Kendati demikian, dirinya menyebut, bagi NasDem, tawaran dua jatah menteri tidaklah cukup untuk mendorong partai itu ke dalam koalisi pemerintah di periode selanjutnya.
"Alasan NasDem menjadi oposisi juga tidak jelas. Toh Anies bukan kadernya, Anies juga non-partai, NasDem juga hari ini adalah bagian pemerintahan," ujar Efriza kepada media, Kamis (14/3/2024).
"Prabowo dan Jokowi juga melihat bahwa Nasdem itu memang loyal selama bersama di pemerintahan, sehingga memungkinkan Nasdem pindah haluan. Hanya saja, sikap Nasdem diyakini tak secepat kilat," sambungnya.
Selain itu, Efriza melihat, bahwa situasi saat ini, sikap Nasdem yang tidak ngotot menggulirkan penggunaan hak angket di DPR bisa jadi sebagai bentuk sinyal atau strategi agar dapat digoda oleh kubu Prabowo-Gibran untuk diajak merapat ke barisan koalisi.
Dosen ilmu pemerintahan dari Universitas Pamulang itu menilai, NasDem kemungkinan bisa jadi berubah haluan apabila tawaran yang dilayangkan Prabowo dan Gibran cukup menggiurkan untuk segera bergabung dalam koalisi pemerintahan selanjutnya
"Dan yang utama Prabowo penawarannya seberapa menggiurkan dan seberapa penting menempatkan posisi Nasdem sebagai bagian dari pemerintahan," tandas Efriza. (GIB/DID)
partai nasdem jatah menteri pemerintahan prabowo-gibran koalisi pilpres 2024
Milenial Muda Sehati: Ayo Berpolitik Riang Gembira...
Inovasi Jakarta Tourist Pass, Bank DKI Raih Jakart...
Frederik Victor Palimbong: Cagub 02 Andi Sudirman...
LSI Denny JA: Kebijakan Ekonomi di 10 Tahun Kepimp...
Tarif Listrik Tidak Naik hingga Akhir Tahun