CARITAU JAKARTA - Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) merilis hasil survei mengenai persepsi publik terhadap Calon Presiden (Capres) di Pemilu 2024 yang dinilai cukup mampu untuk membawa isu kemaritiman Indonesia di dalam forum kancah dunia internasional. 

Survei tersebut dilaksanakan tanggal 15 Oktober hingga 21 Oktober 2023. Adapun jumlah responden yang diambil sebanyak 1.200 orang yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia. 

Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif’an membeberkan hasil survei perihal persepsi publik terhadap visi maritim Capres 2024 tersebut. 

Ali mengungkapkan, berdasarkan hasil survei itu, Anies Baswedan yg telah berhasil masuk sebagai kandidat Capres nomor wahid yang dinilai mampu membawa isu soal kemaritiman Indonesia ke kancah dunia internasional. 

Dalam keteranganya, ia menjelaskan, kegiatan survei itu digelar menggunakan teknis telesurvei dengan metode penarikan sampel random digit dialing (RDD). Ali menerangkan, survei itu juga menggunakan simple random sampling dengan margin of eror (MOE) kurang lebih 2,9% dan juga tingkat kepercayaan 95%. 

Menurutnya, jumlah sampel yang disiapkan sebanyak 1.200 responden dengan asumsi random sampling maka margin of error adalah +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. 

Anies dinilai capres yang mampu membawa isu maritim ke kancah dunia internasional. Sementara posisi kedua terdapat Prabowo Subianto dengan 30,3 persen dan di posisi ketiga ada Ganjar Pranowo dengan 29,0 persen. Adapun yang menjawab tidak tahu atau tak menjawab, yakni 10,0 persen. 

“Anies ini telah dianggap publik sebagai tokoh intelektual atau tokoh cendikiawan berpengaruh dunia,” ungkap Ali, dalam pemaparan rilis survei di Hotel Sofyan, Menteng, Kamis (23/11/2023). 

Ali menilai, penilaian publik terhadap Anies yang disebut mampu membawa isu maritim ke dunia internasional tidak terlepas dari pengalamanya yang pernah mengejar pendidikan di Amerika Serikat dan acapkali memimpin forum-forum internasional. 

Berdasarkan hal itu, lanjutnya, kemungkinan persepsi publik menilai bahwa sosok Anies didaulat sebagai Capres yang dapat unggul di dalam isu kancah internasional terutama pada isu terkait kemaritiman Indonesia. 

“Sebelum jadi capres, Anies tokoh yang dianggap punya jejaring dengan tokoh-tokoh internasional. Itu alasan Anies bisa unggul dari segi maritim di kancah internasional,” terang Ali. 

Ali menuturkan, masih berdasarkan hasil survei, telah menunjukan bahwa sebanyak 77,3% dari jawaban responden mengganggap bahwa isu kemaritiman sangat penting dibahas dalam dinamika perpolitkan ndonesia di kancah dunia internasional. 

Menurut Ali, isu kemaritiman itu tidak terlepas dari letak kondisi demografi negara Indonesia yang sebagian besar didominasi sektor kelautan. Atas dasar itulah, lanjut Ali, publik menilai sektor kemaritiman sebagai bagian yang cukup penting untuk di pahami oleh Capres di Pemilu 2024.  

“Jadi publik punya pendapat bahwa sektor ini harus dijadikan salah satu visi atau program capres-cawapres 2024," ujarnya.

Adapun dalam survei itu, ASI yang dinahkodai oleh Ali juga memaparkan mengenai persepsi publik perihal isu maritim dengan keberlanjutan visi Indonesia emas di tahun 2014 mendatang.

Diketahui, isu kemaritiman ditenggarai juga akan masuk dalam wacana debat Capres dan Cawapres yang beberapa pekan lagi akan di gelar secara bertahap. Oleh karena itu, menurut Ali, penting bagi lembaganya untuk mengangkat isu ini dalam rangka mengkaji perspektip publik menjelang kontestasi Pilpres 2024. 

"Soal isu maritim sebagai penunjang utama Indonesia Emas 2045 masuk ke wacana debat. sebanyak 87,3 persen responden mengaku perlu ada dalam isu debat capres-cawapres," jelas Ali. 

Selain itu, Alin juga meyakini bahwa isu terkait kemaritiman tersebut akan cukup berdampak besar terkait suara elektoral yang akan didapat dari tiga kandidat Capres yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.

"Isu ini seksi dari dua hal. Dari aspek kuantitas dan kualitas. Dari aspek kuantitas ini lumbung suara strategis, karena ada 34,4 persen penduduk Indonesia adalah warga pesisir, ada 68,8 juta jiwa orang. Ini dapat menambah perolehan suara," tandasnya. (GIB/DID)