CARITAU JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan minat beli sukuk negara atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel kian tinggi karena saat penerbitan langsung diborong investor.
Sri Mulyani pun berseloroh dengan membandingkan beli suku ritel lebih susah dibandingkan dengan tiket girl band asal Korea Selatan, Blackpink.
Baca Juga: Tingkatkan Literasi Saham, BEI Gelar Capital Market Summit & Expo 2023
"Tercatat penjualan sukuk ritel untuk yang Rp10 triliun itu habis hanya dalam waktu beberapa menit diterbitkan," ungkap Menkeu Sri Mulyani dalam acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (20/12/2022).
Sri Mulyani menjelaskan pemerintah menggunakan pasar modal sebagai tempat untuk menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) atau obligasi negara, yang menunjukkan kinerja cukup positif.
Investor SBN meningkat cukup signifikan, terutama investor sukuk tabungan, yang mengalami peningkatan sangat pesat. Secara keseluruhan investor SBN mencapai 35 ribu sampai saat ini.
Kondisi tersebut, menggambarkan di Indonesia masih terdapat banyak potensi dari investor ritel yang perlu digarap bersama.
"Inilah generasi muda yang nanti akan terus menjadi pelaku bursa, baik di bursa saham maupun di bursa SBN Indonesia maupun surat berharga lainnya," ujar Sri Mulyani.
Oleh karenanya Menkeu Sri Mulyani sangat menghargai berbagai inisiatif Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk bisa terus meningkatkan mulai dari diversifikasi dan inovasi instrumen maupun penggunaan teknologi, untuk menarik semakin banyak masyarakat agar bisa berinvestasi di pasar modal domestik.
Sri Mulyani mengapresiasi berbagai program edukasi yang dilakukan BEI karena hal itu merupakan pondasi yang sangat penting.
Selain itu, Sri Mulyani juga menantang Direktur Utama Bursa Efek Indonesia untuk menjaring 1.000 perusahaan mencatatkan sahamnya di BEI dalam waktu dekat.
Tantangan ini diberikan seiring capaian yang cukup baik di tahun ini, sebanyak 59 perusahaan melakukan penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) sehingga akumulasinya sudah 825 perusahaan telah mencatatkan sahamnya di BEI.
"Jumlah yang sudah IPO 825 perusahaan, saya selalu meng encourage kapan tembus 1.000? karena tadi di pipeline masih ada (sekitar) 40 jadi harus di encourage terus dan masih akan bisa terus ditingkatkan," tegas Sri Mulyani.
Di sisi lain, nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 9.059 triliun atau naik 15,2% dibandingkan posisi akhir tahun 2021 yakni Rp 8.256 triliun.
Kemudian indeks harga saham gabungan (IHSG) juga sempat mencapai level tertinggi 7.318,016 pada awal September lalu. (HAP)
Baca Juga: Bawa Pulang 9 Piala, Taylor Swift Dominasi MTV VMAs 2023 Lewat 'Anti-Hero'
Israel Ancam Palestina Jika Mahkamah Pidana Keluar...
Demo Tuntut Keringanan Biaya Pendidikan
Dukung Merdeka Belajar, Pj Heru Berharap Anak-Anak...
Rumah Rusak Dampak Erupsi Gunung Ruang
Basri Baco Dorong Heru Gratiskan Sekolah Biar Jadi...