CARITAU JAKARTA - Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menyoroti usulan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai pemimpin koalisi partai politik (parpol) yang berada di atas ketua umum (ketum).

Dirinya mengaggap PSI sedang cari perhatian atau caper agar bisa lolos ke Senayan. Salah satu caranya dengan mengusulkan.

"Bisa jadi itu caper. Trik partai gurem untuk lolos ke Senayan," kata Muslim dikutip, Senin (11/3/2024).

Muslim meyakini, pernyataan tersebut dikeluarkan sebagai salah satu cara agar PSI yang dipimpin oleh putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, dapat diloloskan sebagai salah satu parpol DPR.

"Lengkap sudah kroni dan nepotisme kuasai parlemen. Padahal apa yang dilakukan itu tidak rasional. Kelihatannya mereka mau jadikan Joko Widodo berada di atas ketua umum, ya semacam ketua koalisi. Itu tampak trik dan akalan-akalan partai gurem saja," pungkas Muslim.

Diketahui, usulan agar Presiden Jokowi menjadi pemimpin koalisi partai politik (parpol) dilontarkan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie. Grace mengungkapkan, usulan itu berasal dari Ketua Dewan Pembina PSI Jeffrie Geovannie.

"Saya pikir ide bagus juga, Pak Jokowi mungkin bisa jadi ketua dari koalisi partai-partai, semacam barisan nasional, partai-partai mau melanjutkan atau punya visi yang sama menuju Indonesia emas," kata Grace dalam program Gaspol!, Minggu (10/3/2024).

Grace berpandangan, Jokowi dapat menjadi sosok yang mempersatukan atau menjembatani kepentingan partai-partai politik. Ia menilai, tidak mudah mencari seseorang yang bisa menjembatani semua partai politik dan perkataannya dapat mempersatukan partai-partai tersebut.

"Enggak banyak sih saya pikir yang dengan orang rela ya untuk menerima dan hari ini saya pikir Pak Jokowi satu-satunya orang," kata Grace.

Namun demikian, Grace mengaku belum ada pembicaraan lebih lanjut terkait usulan tersebut, termasuk peran apa yang akan diberikan kepada Jokowi kelak. (DID)