CARITAU JAKARTA – Sinyal pemerintah bakal menaikkan harga Pertalite dan gas LPG subsidi 3 kg secara bertahap seperti disampaikan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dinilai merugikan rakyat karena kondisi ekonomi belum sepenuhnya pulih dari pandemi.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin mengatakan, secara politik menaikkan Pertaite dan LPG 3 kg justru bakal merugikan pemerintah karena dianggap tidak bisa mengelola negara dengan baik.
Baca Juga: Menko Marves Luhut Apresiasi Semen Hijau SIG Solusi Industri Konstruksi Berkelanjutan
"Tentu pertama rakyat yang paling dirugikan jika BBM Pertalite dan termasuk nanti gas LPG 3 kg naik. Padahal saat ini harga minyak goreng masih tinggi dan belum selesai persoalannya. Tapi secara politik juga akan merugikan pemerintah karena dianggap tidak bisa mengelola negara dengan baik," kata Ujang Komarudin kepada Caritau.com, Minggu (3/4/2022).
Apalagi sebelumnya muncul isu penundaan Pemilu, perpanjangan masa jabatan presiden, terakhir isu Jokowi tiga periode, bahkan ada mobilasisasi kades-kades mengusung perpanjangan jabatan.
Belum lagi soal minyak goreng yang meskipun stoknya sudah banyak di pasaran, namun harga masih tergolong tinggi dan tidak mengikuti harga yang sudah ditentukan oleh Kementerian Perdagangan.
"Semestinya pemerintah mencari solusi terbaik. Kalau kondisinya terus seperti ini, tentu rakyat akan menghukum pemerintah," ujar Ujang yang menjadi dosen di Unversitas Al Azhar.
Pertalite Menyusul Pertamax?
Seperti diketahui, pemerintah melalui Pertamina pada Jumat 1 April 2022 resmi menetapkan kenaikan BBM nonsubsidi jenis Pertamax dari Rp9.000 per liter menjadi Rp12.500 per liter.
Selanjutnya pada Jumat siang, Menko Luhut memberi sinyal rencana pemerintah menaikkan secara bertahap harga Pertalite dan gas LPG 3 Kg mulai Juli hingga September 2022.
"Overall akan terjadi (kenaikan) nanti Pertamax, Pertalite, kalau Premium belum. Juga gas (LPG) yang 3 Kg (akan naik). Jadi bertahap, 1 April, nanti Juli, bulan September, itu nanti bertahap akan dilakukan oleh pemerintah," tandas Luhut.
Sinyal pemerintah menaikkan harga Pertalite dan gas LPG 3 kg secara bertahap juga dikhawatirkan menimbulkan inflasi.
"Saya rasa apabila pemerintah tidak mencari solusi terkait kenaikan sejumlah bahan pokok, kenaikan itu akan berujung pada inflasi. Apalagi saat ini sudah mulai Ramadhan dan lebaran," ujar Ujang
Oleh sebab itu, Ujang berharap pemerintah mengurungkan rencana menaikan harga BBM jenis Pertalite dan harga gas LPG 3 kg secara bertahap, karena harga BBM pasti bakal menyebabkan semua harga bahan pokok ikut naik.
"Dampak pandemi sudah membuat rakyat susah, ditambah kenaikan-kenaikan harga yang menjepit kehidupan mereka. Jadi menurut saya rakyat harus cerdas dalam konteks mengkritisi kenaikan-kenaikan harga BBM oleh pemerintah tersebut," pungkasnya.(GIBS)
Baca Juga: Nekat Jual LPG 3 Kg Tanpa KTP, Pertamina Akan Tutup Agen Pangkalan
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024