CARITAU JAKARTA - Pendekar Hukum Pemilu Bersih (PHPB) angkat bicara menyoal pernyataan budayawan Butet Kartaredjasa yang mengaku mendapat intimidasi saat pertujukan teater bertajuk 'Musuh Bebuyutan' di Taman Ismail Marzuki (TIM), beberapa waktu lalu.
Koordinator Pendekar Hukum Pemilu Bersih (PHPB), Nandang wirakusumuah menuding Butet telah melakukan provokasi. Ia pun menyayangkan pernyataan Butet yang menyebut "Selamat Datang Orba (Orde Baru) saat pementasannya.
"Saya menilai pernyataannya berisikan hasutan, fitnah, menyebarkan hoax dan membuat onar. Bahkan berpotensi dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," kata Nandang dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/12/2023).
Nandang pun memandang perlu dilakukannya penyelidikan oleh aparat kepolisian terkait pernyataan Butet. "Perlu dilakukan tindakan tegas oleh Polri agar kerukunan hidup di masyakat dapat tetap terjaga," ujar dia.
Dirinya meyakini, lembaga kepolisian dibawah kepemimpinan Kapolri, Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo akan bersikap profesional dan netral dalam Pemilu 2024.
Lebih jauh Nandang melihat, pertunjukan teater yang dilakukan Butet cs bermuatan politik. Hal itu kata dia, dapat dilihat dari adanya sindirian yang dilakukan terhadap pemerintahan Presiden Jokowi saat pementasan.
"Saya justru mensinyalir bahwa pertunjukan rersebut penuh dengan muatab politik, sehingga kejadian ini benar benar di giring menjadi bola salju yang cenderung menjelekan pemerintah dan kepolisian," terang Nandang.
Sebelumnya, penulis dan direktur artistik dalam pagelaran teater Musuh Bebuyutan, Agus Noor, menceritakan pihaknya mendapatkan intimidasi dari aparat kepolisian pada sore hari sebelum pertunjukan berlangsung.
Sejumlah petugas Kepolisian Sektor Cikini, menurut dia, tiba-tiba datang dan meminta penyelenggara membuat surat pernyataan yang isinya tidak menampilkan pertunjukan yang mengandung unsur politik. Ia pun menandatangani surat tersebut.
"Bagi kami itu intimidasi,” kata Agus Noor dikutip dari tempo.co, Kamis (7/12/2023).
Surat tersebut juga mencantumkan komitmen penanggungjawab pertunjukan untuk tidak ada kampanye pemilu, menyebarkan bahan kampanye pemilu, menggunakan atribut partai politik, menggunakan atribut pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, dan kegiatan politik lainnya.
Butet Kartaredjasa yang menjadi pemeran utama dalam teater itu pun sempat menunjukkan surat pernyataan bermeterai tersebut kepada Tempo.
Setelah menandatangani surat itu, panitia tetap menggelar pertunjukan teater berjudul Musuh Bebuyutan dalam durasi 150 menit.
Agus Noor menyayangkan intimidasi itu yang serupa dengan situasi saat Orde Baru. Intimidasi itu baru pertama kali setelah Indonesia Kita selama 41 kali. “Kami seperti dejavu, persis Orde Baru,” kata dia.
Agus menduga intimidasi itu terjadi karena di sana ada kehadiran calon wakil presiden, Mahfud Md. Menurut Agus kehadiran Mahfud dalam acara itu sama seperti penonton lainnya atau bukan undangan khusus. Mahfud yang sering menonton pentas Indonesia Kita datang 15 menit setelah pertujukan dimulai.
"Kami tidak beri panggung untuk Pak Mahfud," ujar Agus. (DID)
phpb butet kertaredjasa dugaan intimidasi pertunukan teater pemilu 2024
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...