CARITAU JAKARTA - Band punk rock asal Jakarta, Torpedoest merilis album keempat mereka yang berjudul ‘Kota Berhala’.
Album ini dirilis bertepatan dengan Hari Pahlawan yang jatuh pada Kamis (10/11/2022) besok. Tanggal rilis yang bertepatan dengan Hari Pahlawan, menurut Torpedoest dipilih agar kita dapar merenung ulang arti dan makna pahlawan dalam kehidupan sehari-hari di masa kini.
Baca Juga: Parade Surabaya Juang
“Apakah tokoh idola berjubah pahlawan yang kerap muncul di sekitar kita memang benar-benar pahlawan? Ataukah mereka sekadar badut sulap yang hanya mengalihkan perhatian dan kesadaran kita terhadap realitas nyata yang terjadi,” ujar vokalis band ini, Reza Hilmawan kepada Caritau.com, Rabu (9/11/2022).
Bicara lebih dalam soal album barunya, ‘Kota Berhala’ berisikan 10 lagu berbahasa Indonesia di antaranya ‘Ia Memandang ke Luar Pintu, Mendengarkan Gosip dan Tertawa di dalam Hati', ‘Kabar Jalanan’ dan ‘Tanda Tanya’.
Di album ‘Kota Berhala’, band punk rock yang berdiri sejak 2005 ini berusaha menelusuri fenomena berhala dan bentuk-bentuk barunya di makna kota dan perkotaan.
“Perkotaan yang dimaksud di sini bukan hanya sekadar tempat, tetapi juga bagaimana sebuah kota dan produknya (seperti kebudayaan dan identitas) dianggap sebagai sebuah jaringan yang memiliki pengaruh luas bahkan ke tempat lain seperti desa,” tambah Reza.
Sedangkan berhala, dimaknai perubahan manusi dalam menyikapi banyak hal dalam perjalanan sejarah manusia yang sudah berkembang sedemikian rupa
Berhala kini tak sekadar patung yang dianggap sakral dan dituhankan. Kini berhala memiliki banyak bentuk lain baik kita sadari atau tidak.
“Berhala dengan beragam bentuk ini tetap menghantui kepercayaan, tujuan, dan laku hidup orang-orang hingga menimbulkan sifat tunduk dalam diri mereka hingga melupakan realitas yang sebenarnya,” beber Reza.
Album ini dikerjakan secara mandiri oleh Torpedoest dengan bantuan beberapa kawan, salah satunya sastrawan Berto Tukan yang mengisi dengan cerita pembuka di track awal album.
Mulai dari awal pengerjaannya (penulisan lagu hingga sesi mixing dan mastering), album ini memakan waktu sekitar tiga tahun, digarap sejak tahun 2019 dan selesai pada tahun 2021.
Semua proses rekaman, mixing, dan mastering dikerjakan oleh Reza Hilmawan dan beberapa kawan yang membantu di MRH Studio+, kecuali drum direkam di Starlight Studio oleh Jati Seno.
Album ini rilis akan hadir secara dua format, yakni secara fisik dan digital. Album fisiknya untuk sementara waktu bisa dibeli melalui akun instagram @torpedoest.
Sedangkan album digitalnya dapat dinikmati di berbagai gerai digital seperti Spotify, Apple Music, Youtube dan sejenisnya dan dapat dibeli secara digital di gerai digital www.the- storefront.com. (RIO)
Baca Juga: Jerit Takbir Bung Tomo
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...