CARITAU JAKARTA – Hujan tipis menyelimuti wilayah Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) malam. Siregar (61) memutuskan untuk rehat sejenak sembari bercengkrama dengan keluarga kecilnya. Dia menceritakan, cuaca ibu kota yang beberapa waktu terakhir dilanda ketidakpastian membuat dirinya enggan keluar.
Hujan tersebut turut diiringi oleh gemuruh petir yang saling bersahut-sahutan. Namun di antara bunyi petir tersebut, terdapat bunyi sangat keras sehingga membuat dirinya terkesiap.
Baca Juga: Kuasa Hukum Suryati Pastikan Soal Kebenaran Girik ke Penyidik Polda
Siregar menyebut, bunyi petir kala itu sangat tidak lazim. Setelahnya, kata dia, tercium aroma pekat bau bensin yang menyeruak.
"Awalnya di daerah sini hujan enggak deras tapi petir besar. Begitu hujan berhenti, masyarakat banyak keluar karena curiga bau Pertalite," kata dia di lokasi kejadian, Jumat (3/3/2003).
Curiga dengan kondisi di sekitar, Siregar memutuskan untuk pergi ke lapangan dekat rumah. Tak lama berselang, dia terperanjat dengan bunyi dentuman yang lebih keras lagi. Seketika langit terang berwarna merah.
"Saya mau lihat ke lapangan dekat rumah, meledak langsung api begitu tinggi terlihat di atas," tambah dia yang mengingat betul kejadian kebakaran yang terjadi tak jauh dari rumahnya.
Depo Pertamina Terbakar
Ternyata api tersebut berasal dari Depo Pertamina Plumpang. Kebakaran hebat melanda terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina di wilayah Plumpang. Konon, kobaran api pasca kejadian tersebut terlihat sangat tinggi menjulang dan disertai asap mengepul berwarna hitam. Kebakaran Depo Pertamina Plumpang rupanya terulang kembali sejak 14 tahun silam, tepatnya 18 Januari 2009, di mana saat itu satu orang yang diduga petugas Pertamina meninggal dunia.
Suasana pada Jumat malam di Plumpang dalam sekejap berubah jadi sangat mencekam. Warga pun beramai-ramai untuk sesegera mungkin mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman. Terlebih, jarak antara Depo Pertamina tersebut diketahui hanya satu meter dari pemukiman warga.
Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamat (Gulkarmat), Satriadi Gunawan membeberkan, kebakaran terjadi pada pukul 20.11 WIB. Dia menjelaskan, sebanyak 52 unit mobil pompa dan 260 personel pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api tersebut.
"Secara keseluruhan sebanyak 52 unit mobil pemadam dan sekitar 250 personel yang terlibat dalam proses pemadaman kebakaran," ucap Satriadi.
Di sekitar lokasi kejadian, sirene mobil polisi, ambulan dan pemadam kebakaran bersahut-sahutan, sekaligus bersiap siaga menangani bencana tersebut. Sementara Jalan Plumpang Semper dipadati oleh warga sekitar yang mencari tempat aman hingga orang-orang yang ingin melihat langsung kejadian memilukan itu.
Demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, pihak keamanan yang dikomandoi aparat TNI dan Polri menutup beberapa ruas jalan ke lokasi terdekat kebakaran.
Sementara itu, Dewi ingat betul begitu menegangkannya peristiwa tersebut. Dia menceritakan, masyarakat begitu histeris dan kocar-kacir bisa menyelematkan diri, tanpa menghiraukan lagi rumah dan hartanya.
Terlebih, dia menyaksikan sendiri korban-korban yang berjatuhan. "Saya melihat korban dibopong naik motor untuk dilarikan ke rumah sakit. Bahkan, saya ngelihat pada habis kebakar rambutnya, bajunya sudah nggak ada dan wajahnya berwarna hitam," papar dia.
Proses evakuasi berjalan selama berjam-jam sampai waktu tengah malam. Ambulan hilir-mudik menjemput korban yang terluka dan korban jiwa. Sedangkan mobil pemadam kebakaran berupaya meredakan api agar tidak lagi mengganas.
"Api sudah padam di Plumpang dan sekarang sedang dalam proses pendinginan," ujar Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Utara, Rahmat Kristanto kepada wartawan di lokasi kejadian, Sabtu (4/3/2023) dini hari WIB.
Korban Jiwa Berjatuhan
Sementara itu, pemandangan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara tak kalah pedihnya. Pihak keluarga korban silih berganti saling berdatangan ketika mendengar kabar kalau anggota keluarganya tengah dirawat di RS itu.
Petugas maupun dokter dengan sigap menangani korban yang baru diselamatkan dari lokasi kejadian. Ada korban yang langsung dikirim ke Unit Gawat Darurat (UGD), ada juga korban yang langsung memakai selang bantuan pernapasan. Semua bertaruh.
Isak tangis dan wajah lelah sendu terlihat dari wajah masing-masing pengunjung. Adapun, korban jiwa berdatangan dengan kantong jenazah.
Data terakhir, korban tewas berjumlah 17 orang, 2 di antaranya adalah anak-anak. Data tersebut terpampang di Koramil Koja, pada Sabtu (4/3/2023) dini hari. Belasan kantong jenazah berjejer di markas Koramil tersebut.
Selain korban tewas, ada juga korban yang mengalami luka bakar. Jumlahnya sampai berita ini diturunkan, mencapai 50 orang, 1 korban di antaranya anak. Seluruh korban luka dievakuasi ke empat rumah sakit di sekitar Depo Plumpang yaitu RS Pelabuhan, RS Tugu, RS Muliasari, dan RSUD Koja.
Respon Pemerintah
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta PT Pertamina (Persero) untuk bertindak cepat dalam mengatasi peristiwa terbakarnya pipa bahan bakar minyak di Plumpang, Jakarta Utara.
"Saya sudah telepon Dirut Pertamina. Yang terpenting saat ini bagaimana Pertamina bersama sejumlah pihak segera bisa memadamkan api dan menyelamatkan korban serta warga sekitar," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Jumat (3/3/2023).
Erick mengaku telah menerima laporan adanya korban jiwa dalam peristiwa itu dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.
"Segera monitor area di sekitar lokasi, segera ambil tindakan evakuasi warga yang berada di dekat lokasi tersebut. Utamakan keselamatan masyarakat dan para pekerja di sana," kata Erick.
Lebih lanjut ia menegaskan peristiwa kebakaran pipa bahan bakar minyak itu akan menjadi catatan penting bagi dirinya dalam mengevaluasi operasional Pertamina.
"Sekarang fokus kita adalah segera melakukan penanganan korban, dan mengantisipasi dampak yang ditimbulkan. Soal evaluasi, itu pasti akan dilakukan setelah nanti ada investigasi mendalam terkait kejadian ini," terang Erick.
Di lain sisi, Pejabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengatakan ada ratusan warga yang mengungsi terdampak kebakaran tersebut.
"Ada di lima lokasi, kantor Wali Kota Jakarta Utara, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), Gelanggang Olahraga (GOR), dan tentunya Kantor Kecamatan dan kantor Palang Merah Indonesia, kira-kira seperti itu," kata Heru kepada sejumlah wartawan di Posko Koramil 01 Koja.
Selain meninjau lokasi sekitar kejadian. Heru sempat mengunjungi korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang di RSUD Koja, Jakarta Utara.
"Tentunya kalau semua biaya kita tanggung pemerintah yang tanggung," tutup dia. (Rahma Dhoni)
Baca Juga: Peringati Hari Ibu, Lomba Memasak PKK Sukapura Berjalan Meriah
depo pertamina plumpang kebakaran depo pertamina plumpang terbakar depo plumpang pemadam kebakaran jakarta utara
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...